Distan Bertekad Tanam Padi Gogo di Kubu
AMLAPURA, NusaBali - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem bertekad agar mampu memroduksi padi di Kecamatan Kubu yang dikenal sebagai daerah kering. Caranya dengan menanam padi gogo. Untuk sementara telah diuji coba dengan membuat demplot (demonstrasi plot) seluas 0,40 are.
Jika berhasil maka nanti akan membangun demonstrasi area seluas 25 hektare. Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem I Nyoman Siki Ngurah menegaskan hal itu, usai meninjau demplot padi gogo, di Subak Abian Dalem, Banjar Dalem, Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu, Karangasem, Rabu (20/3).
Padi gogo di demplot Subak Abian Dalem telah berumur satu bulan, tumbuh subur. Sebab padi ini ditanam bertepatan turun hujan. Padi gogo tersebut berumur 78 hari, baru bisa panen.
“Ini inovasi baru, agar di Kecamatan Kubu mampu memroduksi padi, walau daerah kering, ada jenis padi gogo atau padi gage yang bisa ditanam,” kata Siki Ngurah.
Jika demplot itu berhasil, jelas dia, akan dikembangkan membangun demonstrasi area, seluas 25 hektare masing-masing di Desa Ban seluas 15 hektare dan Desa Tianyar Tengah seluas 10 hektare.
“Sebab banyak keuntungannya bertanam padi gogo, lebih mudah mengolah lahan dan praktis, tidak memerlukan air tergenang,” katanya.
Sebab, bertanam padi gogo, tidak memerlukan irigasi secara khusus, hanya ditanam di musim hujan. Keunggulan lainnya bisa tumbuh di lahan kering tanpa irigasi, ramah lingkungan tidak perlu pupuk zat kimia yang mencemari struktur tanah, cocok untuk tanaman tumpang sari, tidak perlu teknologi tinggi, bisa sebagai tanaman pioneer pada pembukaan di lahan kering, dan tidak perlu mengolah terlalu rumit.
Pengolahan lahan bisa mendahului, sebelum musim hujan, hanya memerlukan pupuk kandang atau kompos 5-10 ton per hektare.
Hanya kelemahannya katanya, produktivitas padi gogo tergolong rendah 2-3 ton per hektare, dan mudah terserang penyakit. Hanya saja menanam padi gogo tidak perlu menyemai bibit, cukup dengan meratakan lahan lalu dibuat lubang-lubang kecil, tiap lubang isinya 3-5 biji, dengan jarak 15 cm x 30 cm, memerlukan bibit 40 kilogram per hektare.
Saat menanam benih, kata Siki Ngurah, diperlukan campuran BioVarm dan BioPlus yang mengandung Mycoroza, sebagai pelarut fospat dan bakteri. Takarannya BioVarm sebanyak 5 kilogram per hektare dan BioPlus sebanyak 500 ml per hektare, itu juga untuk membantu ketersediaan hara tanah, sebagai perangsang pertumbuhan awal tanaman.
Sebenarnya, lanjut Siki Ngurah, petani di pegunungan telah lama bertanam padi gogo. Hanya saja dalam sekala kecil. Kali ini dengan demplot dan demontrasi area, produksinya lebih banyak. “Dari pada lahan dibiarkan terbengkalai, lebih baik ditanami padi gogo,” tambahnya.7k16
Komentar