Rabies Mengancam, Warga Denpasar Vaksin dan Sterilkan Hewan Peliharaan
DENPASAR, NusaBali.com - Pulau Dewata belum bebas dari penyakit menular rabies. Penyakit yang dominan disebarkan anjing ini menjadi perhatian warga Denpasar untuk mengamankan anjing peliharaan mereka melalui vaksinasi dan sterilisasi.
Dua layanan ini disediakan secara gratis oleh Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar melalui booth di Jalan Majapahit, Kawasan Taman Kota Lumintang dalam gelaran DTIK Festival pada Jumat (22/3/2024).
Bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bali dan Bali Animal Welfare Association (BAWA), Distan Denpasar menyiapkan kuota vaksinasi 200 ekor hewan per hari, 15 ekor per hari untuk sterilisasi, dan 20 ekor untuk konsultasi kesehatan.
Drh Ni Made Suparmi, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Denpasar menuturkan, kegiatan pelayanan ini bakal digelar hingga Sabtu (23/3/2024). Tujuannya, untuk mencegah penularan rabies dan menjaga kesehatan hewan domestik.
"Booth ini sudah dibuka sejak Kamis (21/3/2024). Kemarin, kami sudah melayani 11 vaksinasi, 12 sterilisasi, dan pelayanan kesehatan hewan atau konsultasi sebanyak 4 ekor," tutur drh Suparmi ketika ditemui di sela kegiatan pada Jumat pagi.
Hewan peliharaan yang dilayani bukan saja anjing. Kuncing pun mendapat pelayanan yang sama. Namun khusus untuk pelayanan sterilisasi, hanya akan dilayani anjing dan kuncing lokal. Anjing dan kuncing ras, impor, dan persilangan belum dapat dilayani.
Kata drh Dewa Made Anom, Ketua PDHI Cabang Bali, anjing lokal apalagi yang tidak dikandangkan merupakan Hewan Penular Rabies (HPR) paling dominan di Bali. Oleh karena itu, khusus untuk sterilisasi dipertimbangkan untuk mengutamakan anjing dan kuncing lokal.
"Kontrol populasi (sterilisasi) ini penting karena populasi anjing di Denpasar cukup membludak. Ini akan menjadi problem tersendiri khususnya dalam hal kasus rabies," jelas drh Dewa Anom ketika ditemui di sela melayani warga.
Salah satu warga yang memanfaatkan kegiatan pelayanan gratis dari Distan Denpasar adalah Dinda Pramiswari, 20. Ia membawa anjing Bali kesayangannya yang bernama Boy untuk divaksinasi.
"Ke sini untuk vaksinasi karena vaksin terakhir itu sudah enam tahun lalu," ujar Dinda, warga kota yang berdomisili di Denpasar Utara.
Kata Dinda, Boy sudah disterilisasi dengan pengangkatan testis/buah zakar. Pasca disterilisasi, anjing lokal berusia 8 tahun miliknya ini menjadi kurang enerjik terhadap anjing lawan jenis dan tidak agresif.
"Anjing sebaiknya divaksin setahun sekali. Kemudian, sterilisasi itu memang membuat mereka tidak tertarik lawan jenis. Namun, itu akan bikin mereka lebih nyaman di rumah dan tidak berkelahi atau menggigit anjing lain karena perebutan betina yang dapat menularkan rabies," jelas drh Dewa Anom.
Sementara itu, Kabid Peternakan dan Keswan drh Suparmi mengungkapkan, Kota Denpasar memiliki 82.195 populasi anjing. Pada triwulan pertama tahun 2024 ini, sudah ada lima kasus positif rabies di Denpasar.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa/kelurahan dan kecamatan untuk menyosialisasikan ke warga bahwa ada pelayanan di DTIK Festival dan secara terpisah di lokasi lainnya di Denpasar," tandas drh Suparmi. *rat
Bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bali dan Bali Animal Welfare Association (BAWA), Distan Denpasar menyiapkan kuota vaksinasi 200 ekor hewan per hari, 15 ekor per hari untuk sterilisasi, dan 20 ekor untuk konsultasi kesehatan.
Drh Ni Made Suparmi, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Denpasar menuturkan, kegiatan pelayanan ini bakal digelar hingga Sabtu (23/3/2024). Tujuannya, untuk mencegah penularan rabies dan menjaga kesehatan hewan domestik.
"Booth ini sudah dibuka sejak Kamis (21/3/2024). Kemarin, kami sudah melayani 11 vaksinasi, 12 sterilisasi, dan pelayanan kesehatan hewan atau konsultasi sebanyak 4 ekor," tutur drh Suparmi ketika ditemui di sela kegiatan pada Jumat pagi.
Hewan peliharaan yang dilayani bukan saja anjing. Kuncing pun mendapat pelayanan yang sama. Namun khusus untuk pelayanan sterilisasi, hanya akan dilayani anjing dan kuncing lokal. Anjing dan kuncing ras, impor, dan persilangan belum dapat dilayani.
Kata drh Dewa Made Anom, Ketua PDHI Cabang Bali, anjing lokal apalagi yang tidak dikandangkan merupakan Hewan Penular Rabies (HPR) paling dominan di Bali. Oleh karena itu, khusus untuk sterilisasi dipertimbangkan untuk mengutamakan anjing dan kuncing lokal.
"Kontrol populasi (sterilisasi) ini penting karena populasi anjing di Denpasar cukup membludak. Ini akan menjadi problem tersendiri khususnya dalam hal kasus rabies," jelas drh Dewa Anom ketika ditemui di sela melayani warga.
Salah satu warga yang memanfaatkan kegiatan pelayanan gratis dari Distan Denpasar adalah Dinda Pramiswari, 20. Ia membawa anjing Bali kesayangannya yang bernama Boy untuk divaksinasi.
"Ke sini untuk vaksinasi karena vaksin terakhir itu sudah enam tahun lalu," ujar Dinda, warga kota yang berdomisili di Denpasar Utara.
Kata Dinda, Boy sudah disterilisasi dengan pengangkatan testis/buah zakar. Pasca disterilisasi, anjing lokal berusia 8 tahun miliknya ini menjadi kurang enerjik terhadap anjing lawan jenis dan tidak agresif.
"Anjing sebaiknya divaksin setahun sekali. Kemudian, sterilisasi itu memang membuat mereka tidak tertarik lawan jenis. Namun, itu akan bikin mereka lebih nyaman di rumah dan tidak berkelahi atau menggigit anjing lain karena perebutan betina yang dapat menularkan rabies," jelas drh Dewa Anom.
Sementara itu, Kabid Peternakan dan Keswan drh Suparmi mengungkapkan, Kota Denpasar memiliki 82.195 populasi anjing. Pada triwulan pertama tahun 2024 ini, sudah ada lima kasus positif rabies di Denpasar.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa/kelurahan dan kecamatan untuk menyosialisasikan ke warga bahwa ada pelayanan di DTIK Festival dan secara terpisah di lokasi lainnya di Denpasar," tandas drh Suparmi. *rat
1
Komentar