Hewan Kurban Jalani Prosesi Mapepada Jelang Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh
AMLAPURA, NusaBali.com - Rangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih yang dilaksanakan sejak akhir Februari lalu, mendekati puncaknya pada Redite Kliwon Pujut, Minggu (24/3/2024).
Sebelum puncak karya, sejak Kamis lalu telah dilaksanakan prosesi Nedunan Ida Bhatara yang dilanjut prosesi melasti ke Tegal Suci sehari kemudian. Dan kini bertepatan dengan Saniscara Wage Medangsia, Sabtu (23/3/2024), dilaksanakan prosesi Mapepada.
Upacara mapepada di pura berlokasi di Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, menghadirkan seluruh hewan kurban untuk didoakan, diupacarai dan dibunuh secara niskala, menggunakan keris pusaka Ida Bhatara Ratu Pande.
“Dibunuh dalam artian, secara niskala, setelah roh kurban didoakan melalui puja sang sulinggih, dan arwahnya dikembalikan ke sang maha Pencipta,” jelas Jro Gede Sudarta, pamangku di Pura Pande Besakih, yang bertugas memegang keris pusaka Ida Bhatara Ratu Pande.
Hewan kurban ini berasal dari unsur laut dan darat. Unsur laut diwakili seekor penyu, untuk darat terbagi dua kelompok, kurban berkaki dua seperti, ayam, unggas, bebek, angsa, yang merupakan hewan dilahirkan dua kali, yakni dari telur, kelompok itu disebut mantiga.
Sedangkan kurban berkaki empat, seperti 2 ekor kambing, seekor godel, 5 ekor kerbau, seekor anjing bang bungkem, kelompok tersebut disebut maarya.
Bertindak sebagai pangrajeg karya (Ketua Panitia) Jro Mangku Widiartha; Yajamana Ida Pedanda Putra Tembau dari Geria Aan, Desa/Kecamatan Banjarangkan Klungkung; Ida Pedanda Gde Swabawa Karang Adnyana dari Gria Karang, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem; Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa dari Geria Kedatun Kawista, Desa Blatungan, Tabanan); dan Ida Dalem Semarapura dari Puri Agung Klungkung.
Sedangkan wiku tapini (tukang banten berstatus sulinggih), Ida Pedanda Istri Kania dari Geria Kanginan, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem dan Ida Pedanda Istri Wayan Jelantik Dwaja dari Geria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling. *k16
Komentar