Sanjay Kumar Sharma dkk Tampilkan Tarian Khas Perayaan Holi di Denpasar
Holi
Pratibha Kala Kendra
India
Sanjay Kumar Sharma
Pratibha Sharma
Dr Shashank Vikram
Konjen India
Festival Holi
DENPASAR, NusaBali - Kelompok Tari Pratibha Kala Kendra terbang dari Braj, Uttar Pradesh, India ke Bali khusus untuk mengisi perayaan Holi di Denpasar pada Minggu (24/3). Sebanyak 8 orang penari dan penyanyi kesenian Charkula termasuk Sanjay Kumar Sharma didatangkan oleh Konsulat Jenderal India di Bali. Mereka dihadirkan untuk menampilkan tarian otentik India yang jarang ditarikan di Bali dan Indonesia.
“Kami datang dari India dan mempersiapkan diri selama satu bulan sebelum terbang ke Indonesia untuk perayaan Holi ini,” tutur Sanjay, ketua rombongan Pratibha Kala Kendra di sela mengisi perayaan Holi di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar, Minggu pagi kemarin.
Kata Sanjay yang juga koreografer di kelompok tari pimpinan Pratibha Sharma, ini rombongan mereka terdiri dari lima orang penari dan tiga orang penyanyi.
Penampilan Sanjay dan kawan-kawan (dkk) dibuka dengan Tari Bhawai yang merupakan seni menyeimbangkan dan menjunjung kendi bertumpuk. Tarian ini berasal dari negara bagian Rajasthan, India.
“Bhawai itu adalah seni menyeimbangkan kendi yang ditumpuk di atas kepala. Yang ditarikan sekarang itu tumpukan tujuh kendi dengan berat totalnya sekitar 20 kilogram,” ujar Sanjay.
Tari Bhawai ini dipersembahkan oleh seorang perempuan bernama Puja Sapera. Saat memasuki panggung dan menari, Puja sudah menjunjung satu kendi di kepalanya.
Kendi ini akan ditumpuk mengerucut secara bertahap selama tarian. Setiap satu tumpukan kendi akan diselingi tarian dan atraksi. Tari dipungkasi dengan tumpukan kendi ketujuh dan atraksi berdiri menginjak dua pasang tumpukan cangkir logam dan tatakannya.
Penonton yang terdiri dari diaspora India, wisatawan mancanegara, dan dominan warga Kota Denpasar ini dibuat terpukau oleh Puja Sapera dengan keseimbangannya. Menurut Sanjay, penari yang lebih senior bisa menyeimbangkan lebih banyak kendi di kepala mereka.
“Saya berlatih selama tiga tahun untuk bisa menyeimbangkan tujuh kendi ini,” kata Puja ketika ditemui usai penampilannya.
Setelah penampilan Tari Bhawai, muncul empat orang penari menggunakan perlengkapan ekor merak yang mekar. Tari ini disebut Mayu Ras yang mengisahkan romansa Krishna dan Radha.
Mayu Ras berkembang di Barsana, Mathura, Uttar Pradesh, India. Daerah ini merupakan tanah kelahiran Sri Radha, permaisuri Sri Krishna. Festival Holi, salah satunya merupakan perayaan atas romansa Krishna dan Radha.
“Kemudian, kami tampilkan juga Kalbeliya the Snake Charming (pawang ular), tarian rakyat dari Gurun Thar, Rajasthan. Tari ini dibawakan setelah rakyat di sana sudah bekerja keras seharian, malam harinya mereka menari gembira,” imbuh Sanjay, pria kelahiran Mathura, Uttar Pradesh, India.
Penampilan rombongan Tari Pratibha Kala Kendra dipungkasi dengan Barsane Ki Holi yang merangkaikan Lathmar Ki Holi dan Pholoon Ki Holi. Kedua tarian ini mengisahkan interaksi Krishna dan Radha pada perayaan Holi.
Lathmar Ki Holi menggambarkan Krishna yang dipukul dengan tongkat oleh Radha setelah dilempari gulal (serbuk warna khas perayaan Holi). Sedangkan, Phoolon Ki Holi menggambarkan Krishna dan Radha yang bermain dengan melempar bunga.
"Saat Phoolon Ki Holi ini kami akan banyak menggunakan kelompak bunga untuk ditabur saat tarian dan ke penonton,” ucap koreografer dan penari tarian rakyat yang cukup dikenal di India ini.
Holi yang dirayakan dengan Lathmar Ki Holi dan Phoolon Ki Holi ini dapat ditemui khususnya di Mathura, Uttar Pradesh yang memiliki kaitan historis dengan tanah kelahiran Krishna dan Radha.
“India itu penuh warna (multikultural), tapi untuk perayaan Holi di Indonesia ini kami hanya membawakan tari ritual dan perayaan dari Rajasthan dan Uttar Pradesh,” tandas Sanjay.
Kata Konsul Jenderal India di Bali Dr Shashank Vikram, kelompok Tari Pratibha Kala Kendra ini sengaja didatangkan untuk menampilkan tari rakyat yang berkaitan dengan perayaan Holi di India.
“Kami mendatangkan kelompok tari dari India untuk menyuguhkan sesuatu yang berkaitan langsung dengan perayaan Holi,” kata Dr Vikram ketika memberi sambutan di perayaan ‘Holi, Gulal: Celebrating the Heritage’. 7 ol1
Komentar