Sebelumnya Bernama Pura Musen, Berdasarkan Catatan Purana
Karya Agung Tandai Perubahan Nama Pura Dang Kahyangan Dalem Camusen, Blangsinga
Pura Musen
Catatan Purana
upacara
Tawur Balik Sumpah Agung
I Made Dawan
Pura Dang Kahyangan Dalem Camusen
Blangsinga
Sewaktu Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh mesucian di Tukad Petanu, Beliau istirahat di batu lempeh, kemudian ngelukar busana, ketika itu rambut Ida camus
GIANYAR, NusaBali
Karya Mamungkah Mupuk Pedagingan Tawur Labuh Gentuh, Madudusan Agung Menawa Ratna menandai perubahan nama Pura Dang Kahyangan Dalem Camusen di Desa Adat Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Sebelum karya, Pura ini dikenal dengan sebutan Pura Musen. Perubahan nama menjadi Camusen, tak terlepas dari catatan Purana.
"Nama pura menjadi Camusen setelah ditemukan Purana. Sebelumnya dikenal dengan sebutan Pura Musen," ujar Prawartaka Karya, I Made Dawan saat ditemui di sela Tawur Balik Sumpah Agung, Melaspas Rsi Gana, Mupuk Pedagingan ring Pancoran Pura Dang Kahyangan Dalem Camusen pada Redite Kliwon Pujut, Minggu (24/3) pagi. Tawur ini dipuput 5 Sulinggih Siwa Buda. Berdasarkan catatan Purana, keberadaan Pura Camusen ini diperkirakan sekitar tahun 1559 Saka.
"Tercantum pada warsa nawa sanga panca pancaning bumi. Nawa Sanga itu 9, panca 5, pancaning 5, gumi 1, dibaca terbalik 1559 Saka. Sewaktu Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh mesucian di Tukad Petanu. Beliau istirahat di batu lempeh, kemudian ngelukar busana. Ketika itu rambut Ida camus," jelasnya. Camusan rambut tersebutlah yang kemudian disungsung oleh Ki Arya Brangsinga bersama Bendesa Mas. "Itu yang kemudian menjadi cikal bakal penyebutan Pura Dalem Camusen," terangnya.
Foto: Pura Dang Kahyangan Dalem Camusen Desa Adat Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh. NOVI ANTARI
Sementara itu upacara Tawur Agung serangkaian karya digelar bertujuan untuk menyucikan alam semesta. "Mohon agar alam ini somya. Itu sebabnya digelar pecaruan di sungai, mapekelem di Danau Batur, mapekelem ring segara, lan gunung. Adalah implementasi supaya alam semesta harmonis," terang Made Dawan. Secara sekala, diharapkan agar masyarakat gemah ripah loh jinawi berlimpah sandang pangan
Sementara itu, Tapini Karya, Ida Pedanda Istri Raka Manuaba mengatakan upacara yang luar biasa besar dan banyak ini dipersiapkan secara matang. Nyaris tanpa kendala berarti. Termasuk dalam pencarian piranti upakara. "Semua wewalungan untuk upakara pecaruan astungkara didapat, tidak ada kendala. Meskipun harus ada yang dicari sampai ke Jawa," ungkap Ida Tapini. Tak kalah penting adalah semangat antusias krama Desa Adat Blangsinga yang gotong-royong ngayah siang malam mempersiapkan karya.
"Krama sudah mulai ngayah sejak 1 Desember 2023," jelas Bendesa Adat Blangsinga, I Wayan Murtika menambahkan. Puncak karya Agung akan berlangsung pada Soma Kliwon Krukut, Senin (8/4) mendatang. Serangkaian karya juga telah dilaksanakan mendak Ida Bhatara Pengerajeg Karya di Pura Taman Pule Mas, Ubud. "Besok (hari ini) digelar Mendak Siwi di pempatan wewidangan Desa Adat Blangsinga," imbuhnya. 7 nvi
Komentar