Minat Gunakan SPKLU Tenaga Surya Masih Minim
Hanya 50-100 Pengguna Per Bulan
SPKLU tenaga surya
Jalan Pantai Kuta
KTP Badung
Hard Rock Cafe
Putu Adnyana
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
PT Optima Integra Tehnika
PT Jakarta Global Services
Tarif pengisian hanya Rp 1/kwh untuk KTP Badung, sementara KTP luar Badung Rp 2.500/kwh.
MANGUPURA, NusaBali
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) tenaga surya yang berada di kawasan Kuta, tepatnya di depan Hard Rock Cafe, masih minim peminat, baik dari kalangan masyarakat lokal maupun para wisatawan. Keberadaan SPKLU tenaga surya yang diresmikan pada Januari 2024 itu cenderung dimanfaatkan oleh para driver ojek online (ojol). Sebagai upaya untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap kendaraan listrik, LPM Kuta berencana mengadakan pelatihan konversi kendaraan.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kuta Putu Adnyana mengatakan tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mendukung program kendaraan listrik serta memberdayakan bengkel-bengkel lokal agar dapat menangani kendaraan listrik. “Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan minat penggunaan kendaraan listrik di kalangan masyarakat Kuta serta memberdayakan bengkel-bengkel lokal,” ujar Adnyana, Senin (25/3) siang.
Adnyana melanjutkan pelatihan konversi kendaraan ini tidak akan membebankan biaya kepada bengkel yang melakukan konversi, sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan upaya pemberdayaan yang merupakan fungsi dari LPM. Dia juga menyatakan berencana menambah mesin lagi, dengan satu mesin saat ini yang memiliki kapasitas untuk 3 kendaraan roda empat, ditambah lagi 2 unit mesin dengan kapasitas 4-5 kendaraan roda dua.
Sejauh ini, aku Adnyana, jumlah pengguna SPKLU tenaga surya hanya 50-100 pengguna per bulan, termasuk kendaraan roda dua dan roda empat. Angka ini dianggap sedikit, terlebih saat ini masih dalam fase promosi dengan tarif pengisian hanya Rp 1/kWh untuk pemegang KTP Badung, sementara bagi pemegang KTP luar Badung tarifnya telah berubah menjadi Rp 2.500/kWh dan akan dilakukan penyesuaian dengan pihak rekanan, sehingga didapatkan harga yang murah, namun tetap kompetitif.
Menurut Adnyana, ketertarikan masyarakat terhadap kendaraan listrik masih tergolong rendah, yang menjadi salah satu penyebab sepinya pengguna SPKLU tenaga surya tersebut. Dia berharap dengan kegiatan pelatihan dan penambahan fasilitas diharapkan tidak hanya meningkatkan antusiasme warga Kuta terhadap kendaraan listrik tetapi juga sebagai bentuk pemberdayaan bengkel lokal. “Kami berharap dengan adanya program ini dapat menambah antusias warga untuk menggunakan kendaraan listrik,” harapnya.
Sementara, salah seorang Juru Parkir Pantai Kuta, mengakui SPKLU tenaga surya masih sepi. “Kadang sehari gak ada yang pakai ini. Untuk penggunaannya juga banyak yang masih belum paham, jadi saya kasih tahu pakai barcode yang sudah ada atau lihat di google seperti apa penggunaannya,” ujarnya saat ditemui di Pantai Kuta, Kecamatan Kuta.
Yuda menambahkan, pengguna SPKLU tenaga surya di lokasi tersebut mayoritas didominasi oleh driver ojol yang menggunakan motor listrik untuk mengisi daya baterai mereka. Namun, kehadiran driver ojol pun tidak konsisten. “Biasanya yang pakai motor listrik, ke sini charger motor, itu pun tidak menentu,” tambah pria yang sudah selama 10 tahun menjadi juru parkir di Pantai Kuta itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua SPKLU tenaga surya di Jalan Pantai Kuta mulai beroperasi sejak 15 Januari 2024. Pengoperasian ini merupakan hasil kerja sama antara LPM Kuta bersama PT Optima Integra Tehnika dan PT Jakarta Global Services. SPKLU itu memiliki dua stasiun pengisian dan beroperasi 24 jam yang berada di depan Hard Rock Cafe dan depan Bar and Resto. 7 ol3
1
Komentar