Mensos Risma Janji Modali Perajin Sandal
AMLAPURA, NusaBali - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengapresiasi kualitas produk slipper, (sandal terbuat dari anyaman daun pandan) yang telah memenuhi kualitas industri. Dia pun berjanji memberikan modal dan memasarkan produk ini ke hotel-hotel.
"Ini produksinya sudah bagus, walau baru mengikuti pelatihan tiga hari. Tinggal meningkatkan kemampuannya agar lebih banyak mampu memproduksi," jelas Mensos Tri Rismaharini di sela-sela kunjungan ke perajin slipper di GOR Banjar Tumbu Kaler, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Selasa (26/3).
Mensos Risma mengingatkan perajin tinggal meningkatkan kemampuannya agar lebih cepat mampu memproduksi dalam waktu singkat. Sehingga keuntungan bisa banyak didapatkan. "Soal modal, sudah pasti kami bantu, dan memasarkan ke hotel-hotel, ini saya bawa contohnya," tambahnya.
Permasalahannya, katanya, jika contoh produksi ditawarkan ke hotel-hotel berbintang, kemudian pesanannya membeludak, perajin mesti siap memproduksi dalam jumlah banyak.
Di samping itu, kata Mensos Risma, sambil berproduksi, sambil menghitung keuntungan, agar perajin tidak rugi. Sebab, sesuai hitung-hitungan, menganyam tikar daun pandan untuk menyelesaikan satu lembar membutuhkan waktu 5 hari, selanjutnya dijadikan sandal, jadi 20 pasang. Sedangkan harga tikar per lembar ukuran 120 cm x 180 cm, Rp 75.000, harga jual satu pasang sandal Rp 5.000, masih belum ada untungnya. "Makanya agar produksinya diperbanyak dan dipercepat," tambahnya.
Produksi slipper, lanjut Mensos Risma, selain rapi, juga berkualitas dan mampu memroduksi dalam waktu singkat menghasilkan jumlah banyak. Sehingga yang perlu dilatih kali ini kecepatan memroduksi, karena 20 ibu-ibu rumah tangga yang selama ini menjalani pelatihan, telah berlatar belakang sebagai penjahit.
Mensos juga berjanji setelah berhasil memasarkan produksi itu, juga diajari mengelola keuangan, dan menjembatani untuk mengikuti pameran.
Perbekel Tumbu I Kadek Oki Lerianto mengatakan, jika hanya produksinya 20 pasang sandal berasal dari satu lembar tikar daun pandan, dengan harga per pasang sandal Rp 5.000, tidak ada untungnya. "Kecuali per pasang sandal dijual Rp 7.000, ada untung Rp 1.500, per pasang sandal," kata Oki.
Ni Wayan Sriani dari Himpunan Disabilitas Indonesia Cabang Karangasem juga berharap agar produksinya mendatangkan keuntungan. "Tentu saja untuk memproduksi, perlu modal ," jelas Sriani.
Perajin Ni Wayan Artini dari Banjar Ujung Tengah, Desa Tumbu, juga mengaku demikian, "Saya baru memulai memproduksi, baru tuntas dua pasang sandal," katanya.
Hadir pada acara itu, Sekdis Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Karangasem I Nyoman Sudiatmika, Kabid Daya Sosial Ari Susanta, Kabid Resos Penanganan Bencana Ni Nyoman Ngurah Astutiari, dan undangan lainnya.7k16
Komentar