Pelabuhan Serangan Didominasi Wisman China
Peningkatan kedatangan wisatawan Tiongkok mulai terlihat Februari lalu
DENPASAR, NusaBali
Wisman Tiongkok atau China ke Bali menunjukkan kembali ‘dominasinya’. Salah satunya bisa dikenali dari aktivitas penyeberangan wisatawan di Pelabuhan Serangan, Kelurahan/ Desa Adat Serangan, Denpasar Selatan.
Dari rata- rata sekitar 700 wisatawan yang menyeberang melalui Serangan, 50 persen adalah wisman Tiongkok. Setelah itu wisman ‘campuran’, asal negara-negara Eropa, Australia dan Asia serta wisatawan domestik.
Kepala Bhaga Utsaha Padruwen Desa Adat (Bupda) Serangan, I Nyoman Turut mengatakan peningkatan kedatangan wisatawan China mulai terlihat Februari lalu.
“Ya, saat liburan Imlek (Tahun Baru China) pada bulan Februari,”ujarnya, Selasa (26/3).
Menurut, Nyoman Turut mendominasinya wisman China tersebut, mengembalikan posisi wisman yang melakukan penyeberangan melalui Pelabuhan Serangan- yang nama resminya Pelabuhan Sire Angen, sebagaimana sebelum pandemi Covid-19 (2020-2021).
“Dulu. dulu sebelum pandemi ‘kan memang wisman China yang juga paling banyak,” lanjut Turut.
Wisman China dan wisman dari negara lainnya serta wisatawan domestik, mendorong bangkitnya kembali kegiatan usaha/UMKM warga sekitar. Diantaranya pedagang buah-buahan, pedagang minuman dan suvenir.
“Sudah mulai lagi, para pedagang aktif kembali,” terang Turut.
Keadaan tersebut, tentu mengembirakan, karena perekonomian warga sekitar kembali menggeliat. Selain tentunya pemasukkan dari retribusi jasa pelabuhan Serangan.
Jumlah wisatawan yang menyeberang dari Pelabuhan Serangan potensial meningkat, sehubungan dengan liburan panjang Idul Fitri 1445 Hijrah pada 10-11 April yang akan datang.
“Kemungkinan bisa sampai 800-900 per hari, karena termasuk masa peak season,” prediksi Nyoman Turut.
Ditambahkan untuk saat ini jumlah fastboat yang melayani penyeberangan antara 18-23 unit boat.
Kalangan pedagang maupun pelaku UMKM di Pelabuhan Serangan mengaku gembira, dengan peningkatan penyeberangan wisatawan lewat Pelabuhan Serangan.
“Nggih…nggih… (ya..ya..) ada saja laku sekarang,” kata Ni Ketut Astri, seorang pedagang suvernir dan asesoris.
Kalau dirata-rata paling kecil Rp100 ribu dia dapat berjualan dalam sehari. “Wisatawan banyak yang suka beli topi (rajutan) dan kantong hp. Sedang sore hari banyak yang membeli buah seperti manggis, durian dan buah-buahan lain,” lanjut Astri.
Hanya puncak keramaian tidak berlangsung lama. Cuma sekitar sekitar 1 jam. Mulai dari jam 08.00 wita sampai jam 09.00 wita atau bisa sampai 09.30 wita. Wisatawan menyeberang dengan tujuan berwisata di perairan Lembongan, Nusa Penida dan Gili Terawangan, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Sore hari pukul 15.00 wita sampai pukul 17.00 wita ramai kembali oleh wisatawan yang balik dari penyeberangan pagi hari. Kecualinya wisatawan yang menginap, baik di Lembongan, Nusa Penida dan Gili Terawangan.
Dari pantauan, Selasa (26/3) aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Serangan, tetap berlanjut selepas puncak keramaian antara antara jam 08.00-09.00 wita. “Tetap masih ada, kemungkinan boat carteran,” kata pedagang lainnya. k17.
Komentar