nusabali

Krama Kedonganan Gelar Ritual Panglukatan Sapu Leger

  • www.nusabali.com-krama-kedonganan-gelar-ritual-panglukatan-sapu-leger

Lebih dari 700 krama mengikuti ritual Panglukatan Sapu Leger Desa Adat Kedonganan di Setra Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung, pada Saniscara Kliwon Wayang, Sabtu (29/7). 

MANGUPURA, NusaBali
Selain meringankan beban masyarakat karena biaya upacara ditanggung pihak desa adat, pelaksanaan ritual tersebut juga dimaksudkan untuk menyeimbangkan energi.

I Nyoman Suarjana selaku prawantaka karya (ketua panitia), menjelaskan ritual yang baru pertama kali dilaksanakan itu dibagi dalam 19 kategori. Yakni anak yang dilahirkan pada rahina Tumpek Wayang, Anak Melik, Anak Sampir (anak yang dilahirkan berkalung tali pusar), Tiba Angker (anak yang terlahir terbelit tali pusar atau tidak menangis), Anak Jempina (anak terlahir prematur), Anak Margana (anak yang terlahir di tengah perjalanan), Anak Wahana (anak yang lahir di tengah keramaian), Anak Julung Wangi (anak yang lahir tepat pada saat matahari terbit), Anak Julung Sungsang (anak yang lahir tepat tengah hari), Anak Kembar, Anak Kembar Buncing, Tawang Gantungan (anak lahir kembar selisih satu hari), Pancoran Apit Telaga (tiba bersaudara: perempuan-laki-perempuan), Telaga Apit Pancoran (laki-perempuan-laki), Papilan (lima bersaudara: 4 perempuan dan 1 laki), Padangon (lima bersaudara: 4 laki dan 1 perempuan), Sanan Empeg (anak yang lahir diapit oleh saudara yang meninggal), Puja Daha (perempuan yang sedang hamil me
lewati Tumpek Wayang), serta Anak Julung Sarab, Julung Macan, dan Julung Caplok (anak yang lahir pada saat matahari tenggelam).

Suarjana mengatakan pelaksanaan ritual itu didasari atas keputusan prajuru Desa Adat Kedonganan. Dirinya sangat mengharapkan agar dapat dilakukan setiap tahun sekali. “Ini menjadi momentum yang sangat luar biasa bagi masyarakat. Kegiatan ini memberikan keringanan pada masyarakat karena semua biaya ditanggung oleh desa adat,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua LPD Desa Adat Kedonganan Ketut Madra, mengatakan kegiatan itu merupakan bagian rangkaian HUT ke–27 LPD Kedonganan. “Dalam pararem LPD, juga memberi ruang akan hal tersebut. Itu sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang masuk dalam Panca Kertha. Keseimbangan sekala dan niskala akan terwujud untuk mencapai Moksartham Jagadhita,” ujarnya. *cr64

Komentar