nusabali

Sembahyang di Pura Besakih, Jangan Canang Dipakai Muspa, Begini Penjelasannya

AMLAPURA, NusaBali.com - Pamedek Pura Agung Besakih tidak dibenarkan sembahyang menggunakan bunga yang sudah terangkai sebagai canang utuh.

Canang yang terdiri dari beberapa komponen termasuk porosan dan bunga merupakan persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi. Tidak patut apabila canang ditaruh di bawah dan jadi tatakan bunga untuk sembahyang.

Hal ini disampaikan oleh Bendesa Adat Besakih Jero Mangku Widiartha kepada NusaBali.com berkenaan imbauan kepada pamedek dalam hal persembahyangan.

"Kadang-kadang kan canang dipakai (muspa). Padahal canang itu kan sudah direka, ada porosan dan lain-lain. Itu wajib dipersembahkan ke Hyang Widhi, jangan ditaruh di bawah dipakai muspa," kata Mangku Widiartha ketika dihubungi baru-baru ini.

Sebelum ke Pura Agung Besakih serangkaian karya Ida Bhatara Turun Kabeh ini, pamedek diharapkan mempersiapkan piranti persembahyangan dengan matang. Terutama, canang dan bunga yang hendaknya dipergunakan sesuai peruntukan masing-masing.

Kata Mangku Widiartha, idealnya sembahyang menggunakan bunga warna-warni. Kemudian, dilengkapi dengan piranti kawangen. Jika tidak ada, dibenarkan memakai bunga yang sederhana saja.

Selain itu, pisahkan canang untuk dipersembahkan dan bunga untuk pamuspan. Pamedek juga diimbau menghindari perlengkapan/wadah pamuspan dari kantong keresek.

"Kalau (terdesak) memakai canang, hilangkan dulu komponen porosan dan komponen melekat lainnya yang sudah direka sebagai perlambang dewata. Mari kita sama-sama sakralkan hal ini," tandas Mangku Widiartha. *rat

Komentar