Perupa Komunitas Pojok Sulap Baliho Jadi Karya Seni
"Tema besar yang diangkat dalam pameran ini adalah memparodikan situasi demokrasi yang terjadi dalam ritus lima tahunan di Indonesia"
DENPASAR, NusaBali
Lima perupa dari Komunitas Pojok menggelar pameran bertajuk ‘Cover Up’, bertempat di Taman Baca Kesiman, Jalan Sedap Malam, Denpasar, 29-31 Maret 2024. Pameran ini menghadirkan puluhan lukisan yang digoreskan di atas ‘limbah’ baliho Pemilu serentak 2024 lalu.
Ide membuat pameran ini memang muncul dari banyaknya alat peraga pemilu yang teronggok begitu saja tanpa manfaat pasca pesta demokrasi lima tahunan. Selain memanfaatkan 10 baliho bekas berukuran besar, para perupa juga memanfaatkan baliho berukuran kecil yang dilelang pada hari kedua pameran.
Komunitas Pojok yang sudah berumur 24 tahun beranggotakan Slinat, Bob Trinity, Wild Drawing, Mister(ious) X, dan @space.kingkong. Mereka merespons baliho bekas menjadi sebuah karya seni yang kritis.
"Pameran baliho ini memanfaatkan alat peraga pemilu yang sudah tidak ada gunanya lagi. Tema besar yang diangkat dalam pameran ini adalah memparodikan situasi demokrasi yang terjadi dalam ritus lima tahunan di Indonesia," jelas Tian selaku panitia, Minggu (31/3).
Tian mengatakan, bekas alat peraga biasanya dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima sebagai alas makan atau peneduh. Yang tak termanfaatkan biasanya akan tergeletak begitu saja, sampai akhirnya menjadi mikro plastik yang akan kita konsumsi bersamaan dengan bahan makanan kita.
“Sebelum teronggok tanpa manfaat dan berakhir di perut kita semua, kami berusaha memberinya nilai dalam sebuah pameran seni,” ucapnya.
Karya-karya yang dipamerkan pun mendapat apresiasi publik. Pada kegiatan lelang yang digelar pada hari kedua, satu persatu lukisan berhasil terjual. “Hasilnya sungguh jauh di atas ekspektasi. Kami dari Komunitas Pojok sangat berterima kasih atas apresiasi besar yang diberikan untuk kami,” ujar Tian.
Tidak hanya pameran ‘baliho’, rangkaian acara selama tiga hari juga diisi ragam kegiatan seni yang melibatkan seniman lintas bidang. "Pembukaan ada performance art dari Wasudewa. Disusul tur baliho dipandu oleh Savitri yang bertindak sebagai kurator. Musik akustik oleh Bus Marlet feat The Iweng dan tunes oleh Gilang propagila," ungkap Tian.
Sementara itu hari kedua dimeriahkan oleh pertunjukan musik dari Crysist, The Tipat Dampuls, dan Apel. Dan pada hari terakhir yang merupakan penutupan pameran dimeriahkan dengan musik dari Enggohoi dan Adikchrisna. 7 a
1
Komentar