Secara Maraton, Langsung ke Desa dan Kelurahan
Jelang Lebaran Pemkab Buleleng Kembali Gelar Gerakan Pangan Murah (GPM)
Gerakan Pangan Murah (GPM)
Hari Raya Idul Fitri
Pasar Rakyat
Pasar Anyar Buleleng
Pemkab Buleleng
Bapanas Buleleng
GPM tak hanya jelang Idul Fitri, sebelumnya saat hari raya Galungan, Kuningan dan Nyepi juga dilaksanakan dengan metode sama langsung ke desa/ kelurahan
SINGARAJA, NusaBali - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng bersama Bulog kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah. Gerai GPM tidak akan distandbykan di pusat kota, tetapi langsung ke desa dan kelurahan yang ada di Buleleng dan berlangsung hingga, Selasa (9/4) mendatang.
Hal tersebut ditegaskan sesuai dengan instruksi Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Apel Siaga GPM serentak seluruh Indonesia secara virtual, Senin (1/4). Sekretaris II Satgas Pangan Buleleng, I Gede Putra Aryana mewakili Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan sudah ada beberapa kelurahan yang menjadi lokus GPM.
“Pemerintah daerah memfasilitasi program GPM bekerja sama dengan Bulog nanti penyelenggaraannya langsung ke kelurahan yang sudah mengajukan permohonan sebelumnya,” kata Putra Aryana. Sejauh ini dari sejumlah kelurahan yang sudah mengusulkan untuk disambangi GPM seperti Kelurahan Kampung Bugis, Kelurahan Kampung Anyar, Kelurahan Kampung Baru di Kecamatan Buleleng. Selain maraton ke desa-desa, pangan murah juga disiapkan di gerai pasar rakyat di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri yang buka setiap hari.
Bahan pokok yang disediakan tidak hanya beras, tetapi juga gula pasir dan minyak goreng. Selain juga cabai, bawang putih, bawang merah hingga buah lokal Buleleng dengan harga yang relatif lebih murah. Sehingga tujuan GPM sebagai upaya pemerintah menekan dan menstabilkan harga bahan pokok jelang hari raya dapat tercapai. Menurut Putra Aryana GPM tidak hanya dilakukan jelang hari raya Idul Fitri, tetapi sebelumnya saat hari raya Galungan, Kuningan dan Nyepi juga dilaksanakan dengan metode sama langsung ke desa dan kelurahan.
Sementara itu GPM yang diinisiasi Bapanas terselenggara di 514 kabupaten/kota di 38 provinsi di Indonesia. Produksi bahan pokok di wilayah produsen yang mengalami surplus akan didistribusikan ke wilayah yang mengalami defisit. Selain itu Bapanas juga menyalurkan bantuan pangan kepada masyarakat berpenghasilan rendah serta melakukan pengawasan ketat terhadap harga pasar.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dalam sambutannya mengatakan sinergi Bapanas dengan stakeholder pangan terkait untuk melakukan GPM sampai dengan 9 April 2024. Diharapkan seluruh masyarakat di Indonesia mendapatkan kebutuhan bahan pokok dalam mempersiapkan lebaran dengan baik. Arief Prasetyo juga menekankan untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dijual seharga Rp 10.900 per kilogram, sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Untuk itu, kepada pihak terkait mohon untuk ditertibkan kalau ada yang menjual di atas harga Rp 10.900 per Kg. Hal ini tentunya dapat meringankan beban masyarakat dalam mempersiapkan kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ungkap Arief Prasetyo. GPM kemarin disambut suka cita oleh warga dari Desa Baktiseraga, Gusti Ayu Jelantik. Dia mengaku senang bisa berbelanja dengan harga relatif lebih murah dari pasaran. “Ya sekarang apa-apa mahal, mudah-mudahan bisa berkelanjutan tidak hanya sekali saja,” terang Jelantik. 7 k23
1
Komentar