Pemerintah Kaji Revisi HPP Gabah
Petani minta harga gabah naik menjadi Rp 7.000/Kg
JAKARTA, NusaBali - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah tengah mengkaji revisi harga pembelian pemerintah (HPP) gabah.
Arief menargetkan pembahasan revisi HPP gabah rampung pekan ini. Petani sendiri menyebut HPP gabah yang ideal bagi petani Rp 7.000/kg. Hal ini telah memperhitungkan biaya produksi yang telah naik menjadi Rp 6.000/kg.
"Kita akan siapkan untuk menghitung HPP bersama. Apabila memang bisa kita selesaikan satu minggu bersama stakeholder pangan, sekitar petani, teman-teman petani, bersama Pak Mendag," katanya dalam acara Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Jelang Idul Fitri 2024, di Kantor Perum Bulog Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (1/4) seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Arief mengatakan pemerintah harus menjaga harga di tingkat petani maupun konsumen. Harga di petani katanya harus disesuaikan dengan agroinput dan margin yang cukup sehingga petani mau meningkatkan produksi. Namun, harga di hilir atau konsumen juga tetap harus dijaga.
"Jangan sampai di petani tinggi sekali misalnya GKP kemarin sampai Rp9.000, harga berasnya Rp20 ribu, kasihan yang di hilir. Kebalikannya pada saat ini harga beras yang cenderung turun jangan sampai di bawah Rp5.000 GKP-nya," katanya.
Arief mengatakan pemerintah tidak bisa menyenangkan semua pihak. Namun pemerintah berusaha menyeimbangkan harga di hulu, tengah, dan hilir.
"Izinkan kami review supaya harga ini juga jangan terlalu jatuh di tingkat petani tetapi di hilirnya harga yang masih bisa diterima masyarakat,"katanya.
Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi Serikat Petani Indonesia (SPI), Muhammad Qomarun Najmi mengatakan HPP gabah yang ideal bagi petani Rp 7.000/kg. Hal ini telah memperhitungkan biaya produksi yang telah naik menjadi Rp 6.000/kg.
"Hitungan kita musim ini ada kenaikan biaya produksi, dari musim sebelumnya Rp 5.000, menjadi Rp 6.000. Dengan harga gabah (HPP) di kisaran Rp 7.000an, petani dapat keuntungan sekitar 15%," ujarnya kepada detikcom, Selasa (2/4).
Saat ini seiring masuknya musim panen, harga gabah telah mengalami penurunan. Dia mencatat, harga gabah turun ke Rp 6.000/kg. Maka dengan biaya produksi sama dengan harga jual, petani tidak mendapatkan keuntungan.
"Dari kita sebagai petani, harapan kita penentuan HPP mempertimbangkan juga biaya produksi petani dan keuntungan untuk petani," pungkasnya.
Senada, Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan HPP gabah saat ini memang sudah tidak relevan. Menurutnya, petani ingin HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik ke Rp6.000 per kg.
"Iya harapan petani begitu (HPP baru) karena banyak (biaya) yang naik," imbuhnya.
Pemerintah menetapkan HPP lewat Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 6 Tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras. Dalam aturan itu, HPP untuk gabah kering panen (GKP) ditetapkan Rp5.000 per kg di tingkat petani dan di tingkat penggilingan Rp5.100 per kg. Lalu harga gabah kering giling (GKG) ditetapkan Rp6.200 per kg di tingkat penggilingan dan di gudang Perum Bulog Rp6.300 per kg. 7
1
Komentar