Subak Jatiluwih Gelar Nangluk Merana
Serangan Tikus Kian Mengganas
TABANAN, NusaBali - Krama Subak Jatiluwih, di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, menggelar upacara Nangluk Merana pada Rabu (3/4). Upacara digelar untuk mengurangi penyebaran hama terutama tikus yang sudah hampir sebulan menyerang lahan pertanian.
Proses Nangluk Merana ini juga melibatkan Raja Tabanan Ida Cokorda Anglurah lengkap dengan membawa keris ditandu krama untuk diarak keliling di areal Subak Jatiluwih. Kegiatan ini pun menjadi daya tarik wisatawan di Jatiluwih.
Prosesi upacara dimulai dari Pura Luhur Pucak Petali kemudian berakhir di Pura Bedugul Candikuning Subak Jatiluwih. Pengarakan Raja Tabanan pun dimulai dari Pura Luhur Pucak Petali kemudian menuju Pura Bedugul Candikuning Subak Jatiluwih.
Setelah itu dilanjutkan menuju Temuku Aya (Tempat Pembagian Air Paling Besar). Di tempat ini Raja Tabanan turun mewangsuh cokor (mencuci kaki) selanjutnya tirta akan ditunas oleh krama subak untuk dibagikan ke masing-masing saluran irigasi.
Perbekel Desa Jatiluwih I Nengah Kartika mengatakan prosesi dilakukan bagian dari menetralisir hama pertanian di Subak Jatiluwih. Sebab hampir sebulan ini serangan tikus cukup mengganas atau sulit di redam.
"Kami masyarakat yang mengandalkan kehidupan di pertanian meyakini upacara ini bisa meyakini upacara ini dapat mengatasi berbagai bentuk gangguan hama ataupun penyakit yang mengganggu tanaman pertanian sehingga nantinya dapat memperoleh hasil panen yang memuaskan," terangnya.
Manager Operasional DTW Jatiluwih, Ketut Purna mengatakan prosesi upacara nangluk merana ini mampu menjadi daya tarik wisatawan yang saat itu tengah berkunjung ke DTW Jatiluwih.
Bahkan dari pihak manajemen termasuk, desa dan desa adat sangat mensuport upacara yang relatif sakral ini untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian di kawasan yang sudah diakui oleh UNESCO tersebut.
"Upacara ini sudah menjadi tradisi diwilayah kami disini (Jatiluwih) dimana jika terjadi serangan hama yang lama tidak bisa diatasi digelarlah upacara Nangluk Merana, dan kearifan lokal ini rupanya mampu menyedot perhatikan wisatawan yang saat ini tengah berada di kawasan wisata Jatiluwih," terangnya.
Disebutkan, upacara nangluk merana sendiri sebelumnya telah dilaksanakan krama Subak Jatiluwih sekitar tahun 2012-2013 silam dan kini baru kembali digelar mengingat adanya serangan hama tikus yang cukup mengganas. "Mudah - mudahan dengan upacara ini bisa mengusir seluruh hama penyakit yang ada di sawah," harap Purna.7des
Komentar