Pembangunan Apron Bandara Tak Perlu Mengurus Amdal Baru
Rencana pembangunan perluasan apron Bandara I Gusti Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung menjelang pertemuan International Monetary Fund (IMF) tahun 2018 mendatang tak perlu membuat analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).
MANGUPURA, NusaBali
Selain penambahan luas apron, pada sisi barat bandara juga akan dibangun gedung VIP yang baru. “Hari ini (kemarin) kami menerima kunjungan kerja dari Komisi V DPR RI di Hotel Novotel (hotel di areal bandara). Yang dibahas adalah persiapan menjelang IMF, dalam hal ini adalah perluasan apron bandara di sisi barat dan pembangunan gedung VIP. Terkait kapan pembangunan itu dimulai, belum bisa dipastikan. Saat ini yang kami bahas adalah anggaran. Kini anggaran dari AP I sudah disetujui oleh direksi dan komisaris. Masih satu langkah lagi yang ditunggu yaitu persetujuan dari Kementerian BUMN,” kata Kepala Humas Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim, Senin (31/7).
Target pembangunan kedua rencana itu, menurut Arie, adalah pada Agustus 2017 ini sudah mulai pelelangan untuk perluasan apron dan pembangunan gedung VIP. “Sementara terkait Amdal tak perlu dibuat baru karena pada tahun 2014, AP I Ngurah Rai mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup. Jadi dalam pembangunan apron ini hanya menambah ruang lingkupnya. Namun bisa dipastikan akan selesai sebelum IMF berlangsung,” tandas Arie.
Selain membicarakan persiapan Bandara Ngurah Rai menyambut IMF, lanjut Arie, anggota Komisi V DPR RI juga membahas terkait pembangunan bandara di Bali Utara. Pembahasan pembangunan bandara di Bali Utara itu lantaran pertumbuhan penumpang di Bandara Ngurah Rai kini terus meningkat. Artinya dalam waktu dekat layanan di Bandara Ngurah Rai akan sangat padat.
“Kami tak mengatakan setuju atau tak setuju dengan pembangunan bandara di Bali Utara. Tetapi kenyataan yang terjadi kini adalah layanan penumpang di Ngurah Rai kian padat. Kehadiran bandara di Bali Utara salah satu solusi yang ditawarkan. Selain untuk menghindari beban yang berlebihan, juga untuk pemerataan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jadi kami tergantung putusan pemerintah,” kata Arie. *cr64
Target pembangunan kedua rencana itu, menurut Arie, adalah pada Agustus 2017 ini sudah mulai pelelangan untuk perluasan apron dan pembangunan gedung VIP. “Sementara terkait Amdal tak perlu dibuat baru karena pada tahun 2014, AP I Ngurah Rai mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup. Jadi dalam pembangunan apron ini hanya menambah ruang lingkupnya. Namun bisa dipastikan akan selesai sebelum IMF berlangsung,” tandas Arie.
Selain membicarakan persiapan Bandara Ngurah Rai menyambut IMF, lanjut Arie, anggota Komisi V DPR RI juga membahas terkait pembangunan bandara di Bali Utara. Pembahasan pembangunan bandara di Bali Utara itu lantaran pertumbuhan penumpang di Bandara Ngurah Rai kini terus meningkat. Artinya dalam waktu dekat layanan di Bandara Ngurah Rai akan sangat padat.
“Kami tak mengatakan setuju atau tak setuju dengan pembangunan bandara di Bali Utara. Tetapi kenyataan yang terjadi kini adalah layanan penumpang di Ngurah Rai kian padat. Kehadiran bandara di Bali Utara salah satu solusi yang ditawarkan. Selain untuk menghindari beban yang berlebihan, juga untuk pemerataan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jadi kami tergantung putusan pemerintah,” kata Arie. *cr64
1
Komentar