Kementan Bantu Karangasem Dem Area 200 Ha Padi Gaga
AMLAPURA, NusaBali - Kementerian Pertanian RI melalui Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Bali membantu Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem berupa demonstrasi area (dem area) seluas 200 hektare untuk bertanam pagi gaga.
Kepala BSIP Provinsi Bali Dr Drh I Made Rai Yasa yang datang langsung menyampaikan hal itu, kepada Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem I Nyoman Siki Ngurah di Jalan Ngurah Rai, Amlapura, Jumat (5/4).
Kedatangan Kepala BSIP I Made Rai Yasa, karena terkesan dengan inovasi dilakukan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem yang telah membangun demplot (demonstrasi plot) padi gaga yang memanfaatkan lahan kering, seluas 0,40 are di Subak Abian Dalem, Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu.
"Makanya kami datang dan siap membantu demonstrasi area seluas 200 hektare, lengkap dengan bibit dan pupuknya, nanti tanam secara serentak di saat memulai musim hujan," jelas I Made Rai Yasa.
Tujuannya untuk membantu meningkatkan produksi padi di Karangasem. mengingat lahan sawah tidak mungkin lagi diperluas, sehingga perlu mengembangkan tanam padi di lahan kering. Sedangkan lahan sawah di Karangasem hanya, 7.59 hektare, sisanya 76.895 bukan lahan sawah.
Kedatangan I Made Rai Yasa diapresiasi Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan I Nyoman Siki Ngurah. Dia pun langsung menggelar rapat dengan mengundang delapan petugas BPP (Balai Penyuluh Pertanian) secara virtual.
Dari rapat itulah, dipastikan dapat lahan seluas 200 hektare di delapan kecamatan, masing-masing: Kecamatan Kubu seluas 50 ha, Kecamatan Abang seluas 40 ha, Kecamatan Karangasem seluas 20 ha, Kecamatan Sidemen seluas 50 ha, Kecamatan Manggis, Kecamatan Selat, Kecamatan Bebandem dan Kecamatan Rendang masing-masing 10 ha.
"Sasaran utama, lahan sawah yang kesulitan air, juga lahan tegalan dan lahan kering lainnya," jelas Siki Ngurah.
Dia menambahkan, kenapa di Kecamatan Sidemen mampu menyediakan lahan 50 ha, karena ada lahan sawah yang belum mendapatkan suplai air mengingat irigasinya bermasalah.
Siki Ngurah optimis, demonstrasi area itu akan membuahkan hasil optimal, setelah berhasil membangun demplot 0,40 are, di Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu. "Adanya demplot, otomatis memberikan penyuluhan secara langsung kepada petani, itu yang memotivasi petani bertanam padi di lahan kering," katanya.
Keunggulan bertanam padi gaga, katanya bisa tumbuh di lahan kering tanpa irigasi, ramah lingkungan tidak perlu pupuk zat kimia yang mencemari struktur tanah, cocok untuk tanaman tumpang sari, tidak perlu teknologi tinggi, bisa sebagai tanaman pioneer pada pembukaan di lahan kering, dan tidak perlu mengolah terlalu rumit.
Pengolahan lahan bisa mendahului, sebelum musim hujan, hanya memerlukan pupuk kandang atau kompos 5-10 ton per hektare.
Hanya kelemahannya katanya, produktivitas padi gogo tergolong rendah 2-3 ton per hektare, dan mudah terserang penyakit. Menanam padi gaga tidak perlu menyemai bibit, cukup dengan meratakan lahan lalu dibuat lubang-lubang kecil, tiap lubang isinya 3-5 biji, dengan jarak 15 cm x 30 cm, memerlukan bibit 40 kilogram per hektare.
Saat menanam benih, kata Siki Ngurah, perlu campuran BioVarm dan BioPlus yang mengandung Mycoroza, sebagai pelarut fospat dan bakteri. Takarannya BioVarm sebanyak 5 kilogram per hektare dan BioPlus sebanyak 500 ml per hektare, itu juga untuk membantu ketersediaan hara tanah, sebagai perangsang pertumbuhan awal tanaman.7k16
Komentar