Simbol Keharmonisan di Bali, Malam Takbiran di Kampung Islam Kepaon Dimeriahkan Baleganjur
DENPASAR, NusaBali.com - Ribuan umat Islam di Kampung Islam Kepaon, Denpasar Selatan, merayakan malam takbiran dengan penuh kemeriahan. Tak hanya dimeriahkan dengan baleganjur, tradisi ini juga menunjukkan keharmonisan umat beragama di Desa Pemogan.
Kegiatan takbiran keliling pada Selasa (9/4/2024) malam, dimulai dari Masjid Al-Muhajirin, Kepaon, dan mengitari 17 dusun di Desa Pemogan. “Tradisi ini menjadi ekspresi kegembiraan umat Islam setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadan,” ungkap Muhamad Asmara, Dewan Pembina Yayasan Masjid Al-Muhajirin.
Kemeriahan malam takbiran di Kampung Islam Kepaon ini diwarnai dengan berbagai mata acara menarik termasuk juga atribut-atribut yang dibawakan oleh kelompok parade. Pembukaan parade takbiran pun dibuka dengan pelepasan pawai obor.
“Jumlah masyarakat yang hadir pada saat ini hampir 80 persen dari masyarakat di Kampung Islam Kepaon, dengan perkiraan jumlah kurang lebih 2.000 orang,” kata Muhamad Asmara.
Muhamad Asmara, Dewan Pembina Yayasan Masjid Al-Muhajirin.
Salah satu keunikan takbiran di Kampung Islam Kepaon adalah partisipasi umat non muslim. Sejak 10 tahun terakhir, iring-iringan baleganjur dari banjar selalu dilibatkan dalam perayaan ini. Untuk tahun ini, iring-iringan baleganjur dipercayakan kepada Banjar Dukuh Tangkas, Desa Pemogan.
Muhamad Asmara juga tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemerintah Desa Pamogan memberikan dukungan kepada umat muslim untuk menggelar perayaan-perayaan keagamaan seperti ini.
Ia berharap, semangat toleransi yang sudah terpelihara sejauh ini dapat terus berlangsung dan semakin berkembang dalam berbagai bentuk kegiatan yang dibuat di tingkat desa.
Sementara itu, Kepala Desa Pemogan, I Made Suwirya, saat ditemui dalam acara malam takbiran, menjelaskan, keterlibatan umat non muslim dalam acara malam takbiran di Kampung Islam Kepaon merupakan salah satu kegiatan rutin yang sudah menjadi tradisi di wilayah Desa Pemogan.
Tradisi ini merupakan simbol toleransi dan keharmonisan antar umat beragama di Desa Pemogan. "Ini salah satu bentuk dari Vhasudaiva Kutumbakam Kota Denpasar, kita adalah saudara," kata I Made Suwirya, Kepala Desa Pemogan.
Oleh karena itu, mewakili pemerintah desa, Made Suwirya berharap, tradisi ini tetap dipelihara. Untuk itu, Pemerintah Desa Pemogan dan para tokoh-tokoh agama dan masyarakat setempat akan terus memberi support terhadap setiap kegiatan lintas agama. *ol4
Komentar