Krama Desa Nongan Gelar Usaba Dalem, Pentaskan Rejang Pala dan Rejang Dewa
AMLAPURA, NusaBali - Tari Rejang Phala dan Rejang Dewa mengiringi ritual Usaba Dalem di Pura Pesamuan Agung, Banjar Bucu, Desa Adat Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Sukra Wage Krulut, Jumat (12/4). Pementasan dua tarian ini merupakan bagian dari tradisi untuk mengiringi upacara sehingga menambah khusyuk ritual.
Pratima Ida Bhatara Dalem Nongan dan Ida Bhatara Dalem Kupa yang hadir di Pura Pasamuan Agung. Selama perjalanan diiringi belasan penari Rejang Dewa, kemudian bertemu di Pura Pesamuan Agung. Ida Bhatara katuran upacara Memasar.
Selanjutnya, ritual upacara Memasar di Pura Pesamuan Agung, hanya diiringi 12 penari Rejang Phala, dengan ciri khas mengenakan gelung berisi aneka buah-buahan local. Seperti ceroring, kepundung, boni, dan lain-lain. Tarian ini diiringi gamelen Gambang.
Bendesa Adat Nongan I Komang Yadnya mengatakan, tarian Rejang Phala rutin digelar setiap Usaba Dalem. Tari Rejang Phala itu merupakan simbol persembahan isi semesta, yang ditata di gelungan rejang itu sesuai estetikanya, sehingga terlihat indah.
Usaba Dalem, kata I Komang Yadnya, diawali dengan menggelar upacara pacaruan di Setra Pura Dalem Nongan dan Setra Pura Dalem Kupa, (Desa Adat Nongan memiliki 2 Pura Dalem) Soma Kliwon Krulut, Senin (8/4). Berlanjut nangiang penjor, Buda Wage Krulut, Rabu (10/4), melaksanakan Usaba Dalem Nongan dan Usaba Dalem Kupa, Wraspati Pon Krulut, Kamis (11/4), Ida Bhatar Brahma, Ida Bhatara Wisnu lan Ida Bhatara Rambut Sedana masucian di mata air setempat, berlanjut upacara munggah dangsil lan memasar di Pura Pesamuan Agung, Sukra Wage Krulut, Jumat (12/4), nyineb Redite Umanis Merakih, Minggu (14/4).
Khusus eberadaan Rejang Phala hanya dipentaskan saat upacara Ida Bhatara katuran memasar di Pura Pesamuan Agung. Selain, mempersembahkan aneka upakara, juga mementaskan tari Rejang Phala sebagai simbol mempersembahkan isi semesta, dengan harapan agar di kemudian hari kembali dianugerahi kesuburan.
Rejang Phala itu sendiri mulai dipentaskan setelah direvitalisasi tahun 2017, atas bantuan ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar. Sesuai sejarahnya, tari Rejang Phala ada sejak tahun 1917.
I Komang Yadnya mengatakan, pentingnya mempersembahkan Rejang Phala, sebagai bentuk implementasi dari konsep Tri Hita Karana, terutama hubungan manusia dengan Tuhan. Penari Rejang Phala, rata-rata dari siswi SD dan SMP, Desak Made Tias Pradnyasari siswi kelas IX SMPN 1 Rendang dari Banjar Tengah, Desa Nongan mengaku telah 4 kali ngayah sebagai penari Rejang Phala. “Saya sejak SD, menari Rejang Phala,” jelas Desak Made Tias.
Rekannya, Ni Komang Cahya Apriliani siswi kelas VII SMPN 1 Rendang, mengaku baru tiga kali ngayah menari Rejang Phala. “Saya juga sejak SD telah ngayah menari Rejang Phala,” ujar siswi berasal dari Banjar Saren Tengah.
Prosesi upacara Ida Bhatara Memasar dipuput Ida Pedanda Istri Kania, dari Geria Buddha Alangkajeng, Banjar Nongan Kaler, Desa Nongan.7k16
1
Komentar