Pemkot Rayakan Tumpek Krulut Dirangkai Dharma Santhi Nyepi
Walikota Jaya Negara: Perkuat Rasa Tresna Asih dan Persaudaraan
DENPASAR, NusaBali - Pemkot Denpasar menggelar perayaan Rahina Tumpek Krulut yang jatuh setiap Saniscara Kliwon Krulut dipusatkan di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung (Lapangan Puputan Badung) Saniscara Kliwon krulut, Sabtu (13/4). Perayaan Tumpek Krulut yang dirangkaikan dengan Dharma Santhi Nyepi Saka 1946 dihadiri langsung Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara yang sekaligus menggelar persembahyangan bersama.
Perayaan Rahina Tumpek Krulut dipuput Ida Pedanda Gede Putra Keniten dari Griya Satya Loka. Sementara untuk Dharma Wacana menampilkan Dr Komang Indra Wirawan. 'Wewalen' peringatan Rahina Tumpek Krulut meliputi, pembacaan Sloka dan Puja Dharma Santhi, Tari Rejang Dewa oleh siswa SMPN I Denpasar, Tari Rejang Taksu Bhuwana dari PHDI Kota Denpasar, Tari Rejang Renteng dari WHDI Denpasar, Rejang Napik Siti binaan I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, Bebarongan, Gandrung, Bondres, hingga Tabuh Semarandana.
Hadir Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Ketua Komisi I DPRD Denpasar I Ketut Suteja Kumara, Forkopimda Denpasar, pimpinan OPD Pemkot Denpasar, Ketua MDA Denpasar AA Ketut Sudiana, dan Ketua PHDI Denpasar I Made Arka.
Walikota Jaya Negara disela-sela prosesi acara menjelaskan, filosofi perayaan Tumpek Krulut mencerminkan penghormatan terhadap alat musik sebagai bagian penting dari kehidupan dan budaya Bali yang menstanakan Dewa Iswara sebagai Dewa Suara. Keindahan suara banyak terdapat dalam karya seni, seperti gamelan atau alat musik. Selain itu, perayaan ini juga bertujuan untuk melestarikan dan mendorong keberlanjutan warisan budaya Bali.
“Sebagaimana tersurat dalam Lontar Prakempa dan Aji Gurnita, hari yang baik atau Dewasa Ayu untuk mengupacarai Sarwa Tetangguran atau gamelan adalah Rahina Tumpek Krulut. Pada Rahina Tumpek Krulut kita memuja Dewa Iswara atau Kawiswara sebagai Dewa Keindahan, memohon waranugraha agar manusia terus menerus diberi kesenangan dan kebahagiaan Sekala-Niskala,” jelas Jaya Negara.
Dikatakan Jaya Negara, Rahina Tumpek Krulut memiliki makna yang mendalam dalam konteks keberlanjutan budaya.
“Hari ini (kemarin,red) adalah waktu untuk merenungkan peran seni tradisional dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk menghormati kreativitas dan keterampilan para seniman. Ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya merawat alat-alat musik dan peralatan tradisional, serta mempertahankan hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dalam kehidupan sehari-hari,” ujar politisi senior PDI Perjuangan ini.
Oleh karena itu, kata Jaya Negara, bertepatan dengan Rahina Tumpek Krulut diperingati sebagai Rahina Tresna Asih yang bermakna Kasih Sayang.
Hal ini juga berkaitan dengan visi misi mewujudkan Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju dengan dilandasi spirit Weda Wakya 'Vasudaiva Khutumbakam' yang mengandung makna dalam kehidupan ini kita semua bersaudara, atau menyama braya, menjalin hubungan yang harmonis dalam mewujudkan suatu kebahagiaan lahir batin.
”Dalam peringatan Tumpek Krulut mari kita maknai peran seni tradisional dan menghormati kreativitas para seniman, dengan merawat alat musik tradisional menuju keharmonisan bersama yang mengedepankan saling asah asih asuh, salunglung sabayantaka dalam pemaknaan Rahina Tresna Asih,” ujarnya.@mis
1
Komentar