Tolak Ketua Geng, Siswi SD Disiksa
Kondisi psikis bocah A, siswi kelas IV SD Negeri 1 Gondosari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terguncang setelah diduga menjadi korban bullying atau perundungan oleh teman-teman sekelasnya.
KUDUS, NusaBali
Oleh pihak keluarga, korban yang diduga dianiaya itu pun selanjutnya dipindahkan ke sekolah lain untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.
Ketua Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak (JPPA) Kudus, Noor Haniah, menyampaikan, saat ini pihaknya tengah mengupayakan proses pendampingan hukum bagi korban.
Insiden tak diharapkan itu, sambung dia, terjadi pada Rabu (19/7), ketika proses belajar mengajar berlangsung. Hanya saja, saat itu guru tidak berada di kelas karena sedang rapat.
Haniah menyebutkan, korban diduga dipukuli dan rambutnya dicukur. Selain itu, alat vital korban juga dilukai dengan benda keras oleh sembilan teman sekelasnya.
"Bullying terjadi karena korban tak mau mengikuti keinginan ketua geng di kelas itu," kata Haniah, Selasa (1/8) seperti dilansir kompas.
Kasus ini memancing perhatian serius JPPA Kudus. Haniah sangat menyayangkan insiden tersebut bisa terjadi mengingat para murid yang terlibat masih berusia di bawah umur.
Haniah pun mulai mempertanyakan peran orangtua dan tenaga pendidik di sekolah favorit tersebut. "Kenapa sampai juga ada geng-gengan. Lalu bagaimanakah orangtua dan guru itu memantau serta mendidik. Saat itu memang gurunya memberi tugas karena ada rapat. Tapi hal ini seharusnya tak terjadi jika cara mendidiknya benar. Pihak sekolah juga teledor karena terjadi saat jam sekolah," tegas Haniah.
Pasca kejadian, lanjut Hania, pihak keluarga langsung berupaya memindahkan A ke sekolah lain. Selain korban sudah diperiksa medis di rumah sakit, kasus itu juga sudah dilaporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kudus.
"Korban trauma berat. Kami minta ada pembinaan dari pelaku. Kami juga tengah lakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah supaya tak terjadi hal serupa lagi. Hasil visum dokter, tubuh korban banyak luka dipukuli. Alat vital korban juga mengalami lecet karena dilukai dengan suatu benda," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kudus, Joko Susilo, mengaku terjadi kasus bullying yang menimpa siswi di SDN 1 Gondosari. Hanya saja ia mengatakan, kasus kekerasan fisik tidak sampai separah yang dikabarkan.
"Hanya siswi-siswi yang berantem saat jam istirahat. Yang terlibat anak-anak putri, bukan putra. Kami masih memintai keterangan semua pihak. Kami juga akan lakukan pembinaan," pungkas Joko.
Sementara itu Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning menjelaskan, kasus dugaan bullying ini sudah dilaporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kudus pada Sabtu (29/7/2017) lalu. "Kasus ini masih didalami secara profesional, tentunya merujuk ke UU perlindungan anak," kata Agusman. *
Komentar