Antisipasi Banjir, Muncul Usulan Pembangunan Embung
MANGUPURA, NusaBali - Dalam upaya mengantisipasi banjir yang kerap terjadi di wilayah Kuta, terutama saat hujan deras dengan intensitas tinggi, muncul usulan pembangunan embung untuk menampung limpasan air hujan. Embung diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan banjir.
Salah seorang tokoh masyarakat Kuta, I Gusti Anom Gumanti, menyuarakan pentingnya pembangunan embung. Menurut dia, banjir yang terjadi di Kuta tidak bisa dianggap sepele dan tidak boleh diabaikan. Dia menyadari bahwa fenomena banjir sering kali terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi, air laut pasang, serta tersumbatnya saluran pembuangan air. Oleh karena itu, pembangunan embung dianggap sebagai langkah yang strategis untuk mengatasi permasalahan ini.
“Kalau pemerintah memiliki dana yang cukup, perlu dibuatkan embung, sehingga air hujan ini dapat ditampung sementara waktu saat air laut pasang. Ketika air laut sudah mulai surut, baru air di embung itu kembali dilempar ke sungai untuk dialirkan ke laut,” ujar Anom Gumanti, Rabu (17/4).
Walau demikian, Anom Gumanti yang juga anggota DPRD Badung ini menyadari merealisasikan pembangunan embung di wilayah Kuta tidaklah mudah, karena sulitnya mencari lahan. Dia pun menyarankan agar Pemkab Badung melakukan penjajakan dan kajian lebih lanjut.
Selain pembangunan embung, Anom Gumanti juga menilai pentingnya membuka kembali alur sungai Tukad Mati yang saat ini ditutup untuk alur air ke saluran estuari. Dengan begitu, air yang di muara dapat dialirkan ke estuari, yang diharapkan dapat mengurangi beban antrian air di muara Tukad Mati. “Namun, keputusan ini kembali lagi kepada Pemkab Badung untuk dipertimbangkan lebih lanjut,” ucapnya.
Masih menurut Anom Gumanti, kondisi banjir yang kerap terjadi di wilayah Kuta tersebut lebih tepat disebut sebagai genangan, karena air langsung surut ketika air laut juga surut. Genangan air itu muncul terutama terjadi di wilayah pinggiran sungai, seperti di daerah Legian bagian timur dan beberapa titik di wilayah Seminyak.
Dia melanjutkan, wilayah yang terkena genangan memiliki posisi geografis yang lebih rendah dari bibir sungai, yang dagulunya adalah lahan persawahan. Hal ini membuat air dapat merembes ke atas saat terjadi genangan. Potensi genangan air tersebut dapat kembali terjadi jika air laut pasang dan hujan deras terjadi bersamaan.
“Untuk mengatasi hal ini diperlukan manajemen pengaturan air yang baik. Di samping penyedotan genangan oleh Dinas PUPR Badung,” kata Anom Gumanti. 7 ol3
1
Komentar