Turun Temurun, Warga Kampung Jawa Rayakan Lebaran Ketupat di Pantai Sanur
DENPASAR, NusaBali - Warga Kampung Jawa Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, memiliki tradisi merayakan Lebaran Ketupat yang digelar seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur mereka.
Seperti yang dilaksanakan pada Rabu (17/4) di Pantai Bangsal Jalan Kusuma Sari, Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan. Warga bersama sanak saudaranya berbondong-bondong menuju Pantai Bangsal dengan berbekal hidangan khas Lebaran. Dan hidangan utamanya adalah ketupat lengkap dengan lauk pauk.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Haji Farhan Ani, mengatakan tradisi ini merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya mereka. Tradisi Lebaran ketupat di Sanur melibatkan seluruh masyarakat Muslim Kampung Jawa. Ini adalah acara yang dinantikan setiap tahunnya, yakni seminggu setelah Lebaran mereka berkumpul di Pantai Sanur, membawa beragam hidangan khas Lebaran, terutama ketupat dan opor ayam. “Tradisi ini sudah turun temurun dan diwariskan oleh leluhur kami. Istilahnya ketupatan dilaksanakan di Sanur,” kata Haji Farhan, Rabu kemarin.
Foto: Warga dari Kampung Jawa Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara merayakan Lebaran Ketupat, yakni seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri di Pantai Sanur, Rabu (17/4). -ADI PUTRA
Haji Farhan mengatakan estimasi jumlah orang yang datang untuk melaksanakan acara ini mencapai 3.000-an orang. “Kegiatan selama Lebaran ketupat di Pantai Sanur lebih condong ke silaturahmi dengan menikmati menu spesial, yakni hidangan opor dengan kombinasi seperti rendang, ayam suwir hingga lauk pauk lainnya, sambil bercengkerama dan ngobrol bersama warga yang datang juga, kita maaf-maafan dan cerita-cerita begitu,” ujarnya.
Haji Candra, salah seorang warga Muslim dari Monang-Maning, menjelaskan bahwa Lebaran ketupat memiliki makna penting dalam budaya mereka, sebagaimana Hari Raya Kuningan bagi umat Hindu. Tradisi ini dilaksanakan seminggu setelah Lebaran dan merupakan momen yang dinanti-nantikan untuk berkumpul bersama keluarga dan tetangga.
Sutina, warga Kampung Jawa asal Madura, juga turut serta dalam merayakan tradisi ini dengan membawa banyak ketupat dan hidangan khas lainnya seperti lodeh, lepet, jagung, dan rujak. Baginya, tradisi ini membawa makna dan kenangan yang tak terlupakan, di mana silaturahmi dan kebersamaan menjadi fokus utama. “Makna Lebaran ketupat, bersilaturahmi seperti saya ini datang bersama adik, keponakan, dan tetangga dari pukul 13.00 Wita tadi sambil bawa banyak ketupat serta lauk untuk dinikmati bersama sambil lihat pemandangan di Sanur. Bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan ini,” ucap Sutina.
Tradisi Lebaran ketupat di Sanur tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya lokal, tetapi juga menjadi momen yang mengikat erat kebersamaan dan persaudaraan antarwarga, merajut jalinan silaturahmi yang kuat dalam sebuah perayaan yang kaya akan makna dan kehangatan. 7 cr79
1
Komentar