Peluncuran RS Bali Mandara Diundur
“Tidak sembarangan untuk alat kesehatan itu. Jadi harus hati-hati betul, lebih baik kita mundur sedikit, daripada buru-buru tapi tidak benar, karena ini menyangkut kesehatan dan jiwa orang”
Pengadaan Alat Kesehatan Belum Lengkap
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Made Mangku Pastika memastikan mundurnya rencana soft opening atau peluncuran Rumah Sakit (RS) Bali Mandara di Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur, Denpasar Selatan, yang semula dijadwalkan pada 14 Agustus 2017 yang bertepatan dengan HUT ke-59 Provinsi Bali.
"Kelihatannya mundur lagi karena proses pengadaan alat kesehatan itu tidak segampang yang diperkirakan," kata Pastika setelah melantik pejabat eselon II Pemprov Bali, di Gedung Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (2/8) pagi.
Menurutnya, pengadaan alat kesehatan (alkes) menjadi tidak mudah karena ada sejumlah alat yang dulu tersedia lewat e-katalog, namun sekarang tidak, serta diperlukan sinkronisasi dengan alat kesehatan lainnya. "Tidak sekadar asal cari, harus nyambung satu alat dengan yang lain, itu harus ada hubungannya, harus nyambung. Jadi, kalau ada satu yang berubah, maka yang satunya lagi harus berubah juga," ujarnya.
Mantan Kapolda Bali itu menandaskan, untuk menentukan alat-alat kesehatan pada RS berstandar internasional itu juga harus melalui kajian yang matang dan ada tim khusus yang mengkaji. "Tidak sembarangan untuk alat kesehatan itu. Jadi harus hati-hati betul, lebih baik kita mundur sedikit, daripada buru-buru tapi tidak benar, karena ini menyangkut kesehatan dan jiwa orang," ucapnya.
Namun, dia belum bisa menentukan mundurnya peluncuran RS Bali Mandara hingga kapan karena harus masih melihat dulu perkembangannya. "Apa masih bisa bulan Agustus, apa nanti harus September, apa Oktober, apa bulan November. Kita lihat deh karena saya tidak mau coba-coba karena menyangkut jiwa orang. Namanya Bali Mandara keren 'banget, jangan sampai tiba-tiba bukannya orangnya bisa sembuh, tetapi tambah sakit," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan rencana peluncuran RS Bali Madara terkendala penyelesaian lima ruang operasi karena masih dalam proses tender. Dia mengemukakan, dari enam ruang operasi yang rencananya disiapkan di RS berstandar internasional itu, baru satu ruang operasi di IGD yang siap.
Penyebabnya karena berbagai komponen ruang operasi tersebut, merupakan komponen di luar e-katalog, sehingga pengadaannya harus dilakukan melalui proses tender. "Kita 'kan meminta yang berstandar internasional, ini agak rumit. Mulai dari standar dinding yang antibakteri, ketebalannya terstandar, antipecah, pengaturan sirkulasi udara harus terstandar, saluran pembuangan terstandar, lantainya harus terstandar dan sebagainya," ujarnya.
Pihaknya memprediksi proses tender baru selesai Agustus mendatang dan akan benar-benar lengkap serta siap keenam ruang operasi digunakan sekitar November 2017.
Di luar ruang operasi, tambah Suarjaya, komponen pengadaan RS Bali Mandara di luar e-katalog adalah dari sisi Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS, yang meliputi perangkat komputer dengan jaringan internetnya. *ant, isu
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Made Mangku Pastika memastikan mundurnya rencana soft opening atau peluncuran Rumah Sakit (RS) Bali Mandara di Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur, Denpasar Selatan, yang semula dijadwalkan pada 14 Agustus 2017 yang bertepatan dengan HUT ke-59 Provinsi Bali.
"Kelihatannya mundur lagi karena proses pengadaan alat kesehatan itu tidak segampang yang diperkirakan," kata Pastika setelah melantik pejabat eselon II Pemprov Bali, di Gedung Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (2/8) pagi.
Menurutnya, pengadaan alat kesehatan (alkes) menjadi tidak mudah karena ada sejumlah alat yang dulu tersedia lewat e-katalog, namun sekarang tidak, serta diperlukan sinkronisasi dengan alat kesehatan lainnya. "Tidak sekadar asal cari, harus nyambung satu alat dengan yang lain, itu harus ada hubungannya, harus nyambung. Jadi, kalau ada satu yang berubah, maka yang satunya lagi harus berubah juga," ujarnya.
Mantan Kapolda Bali itu menandaskan, untuk menentukan alat-alat kesehatan pada RS berstandar internasional itu juga harus melalui kajian yang matang dan ada tim khusus yang mengkaji. "Tidak sembarangan untuk alat kesehatan itu. Jadi harus hati-hati betul, lebih baik kita mundur sedikit, daripada buru-buru tapi tidak benar, karena ini menyangkut kesehatan dan jiwa orang," ucapnya.
Namun, dia belum bisa menentukan mundurnya peluncuran RS Bali Mandara hingga kapan karena harus masih melihat dulu perkembangannya. "Apa masih bisa bulan Agustus, apa nanti harus September, apa Oktober, apa bulan November. Kita lihat deh karena saya tidak mau coba-coba karena menyangkut jiwa orang. Namanya Bali Mandara keren 'banget, jangan sampai tiba-tiba bukannya orangnya bisa sembuh, tetapi tambah sakit," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan rencana peluncuran RS Bali Madara terkendala penyelesaian lima ruang operasi karena masih dalam proses tender. Dia mengemukakan, dari enam ruang operasi yang rencananya disiapkan di RS berstandar internasional itu, baru satu ruang operasi di IGD yang siap.
Penyebabnya karena berbagai komponen ruang operasi tersebut, merupakan komponen di luar e-katalog, sehingga pengadaannya harus dilakukan melalui proses tender. "Kita 'kan meminta yang berstandar internasional, ini agak rumit. Mulai dari standar dinding yang antibakteri, ketebalannya terstandar, antipecah, pengaturan sirkulasi udara harus terstandar, saluran pembuangan terstandar, lantainya harus terstandar dan sebagainya," ujarnya.
Pihaknya memprediksi proses tender baru selesai Agustus mendatang dan akan benar-benar lengkap serta siap keenam ruang operasi digunakan sekitar November 2017.
Di luar ruang operasi, tambah Suarjaya, komponen pengadaan RS Bali Mandara di luar e-katalog adalah dari sisi Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS, yang meliputi perangkat komputer dengan jaringan internetnya. *ant, isu
Komentar