Teneng Dilirik Parpol Maju Pileg 2019
Perburuan partai politik mencari kader dan caleg untuk Pilpres 2019 mendatang makin meluas menyasar para tokoh. Salah satu yang ditawarkan masuk parpol adalah Kepala Inspektorat Pemprov Bali, I Ketut Teneng.
DENPASAR, NusaBali
Teneng yang akan memasuki masa pensiun pada Desember 2017 mendatang digadang-gadang maju sebagai Caleg (calon legislatif) 2019 melalui dapil Buleleng?
Bocoran yang diperoleh NusaBali, Rabu (3/8) kemarin Teneng diincar 2 parpol besar di Bali. Dua partai besar itu adalah Partai Demokrat dan Partai Golkar. Disebut-sebut sejumlah elite Partai Demokrat dan Partai Golkar beberapa kali melakukan komunikasi dan pendekatan kepada Teneng. Lamaran kepada Teneng itu ada yang disampaikan langsung dengan mendatangi mantan Karo Humas dan Protokol Pemprov Bali ini. Ada juga beberapa kali saat acara Pemprov yang mengundang partai koalisi dari Koalisi Bali Mandara (KBM) pengusung Cagub-Cawagub Made Mangku Pastika- I Ketut Sudikerta di Pilgub Bali 2013.
Benarkah? Teneng langsung geleng-geleng kepala ketika dikonfirmasi soal dilamar parpol untuk terjun ke politik pada 2019 mendatang. Mantan Sekretaris Kanwil Pertanian Provinsi Bali ini mengatakan dirinya mengukur diri untuk urusan terjun ke politik praktis. “Banyak faktor dan harus mengukur diri. Saya termasuk orang yang tahu diri, mengukur kemampuan. Bukan hanya kemampuan SD, finansial dan faktor lainnya,” kilah Teneng. Teneng yang punya latar belakang politisi saat menjadi kader Kosgoro 1957 bersama-sama dengan Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta ini, tidak membantah maupun mengiyakan dirinya sempat diajak komunikasi dengan elite partai baik Partai Demokrat maupun Partai Golkar.
“Kalau urusan dengan teman-teman di politik yang duduk di legislatif banyak. Secara personal kita berkomunikasi,” ujar Teneng. Hanya saja menurut Teneng komunikasi itu urusan pemerintahan. “Karena urusan pemerintahan. Urusan bantuan hibah terkait dengan tugas kami melakukan pemeriksaan dan audit di Inspektorat. Ada yang datang ke sini masak kami menolaknya,” ujar birokrat asal Desa Les, Tejakula, Kabupaten Buleleng ini.
Soal dirinya ditawarkan maju Pileg 2019 dari dapil Buleleng, mantan Kabag Pubdok Biro Humas Pemprov Bali ini mengatakan dirinya tidak berambisi berebut jabatan. Setelah pensiun ingin menikmati kegiatan ngayah di masyarakat. “Kalau merebut jabatan di legislatif saya nggak bermimpilah. Terjun di politik itu harus memiliki Otak, Orang dan Ongkos (3O). Modal ini yang harus terpenuhi. Satu saja tidak terpenuhi jangan coba- coba masuk ke dunia politik,” tegas pria yang pernah menjadi pengajar di Universitas Dwijendra Denpasar ini. *nat
Bocoran yang diperoleh NusaBali, Rabu (3/8) kemarin Teneng diincar 2 parpol besar di Bali. Dua partai besar itu adalah Partai Demokrat dan Partai Golkar. Disebut-sebut sejumlah elite Partai Demokrat dan Partai Golkar beberapa kali melakukan komunikasi dan pendekatan kepada Teneng. Lamaran kepada Teneng itu ada yang disampaikan langsung dengan mendatangi mantan Karo Humas dan Protokol Pemprov Bali ini. Ada juga beberapa kali saat acara Pemprov yang mengundang partai koalisi dari Koalisi Bali Mandara (KBM) pengusung Cagub-Cawagub Made Mangku Pastika- I Ketut Sudikerta di Pilgub Bali 2013.
Benarkah? Teneng langsung geleng-geleng kepala ketika dikonfirmasi soal dilamar parpol untuk terjun ke politik pada 2019 mendatang. Mantan Sekretaris Kanwil Pertanian Provinsi Bali ini mengatakan dirinya mengukur diri untuk urusan terjun ke politik praktis. “Banyak faktor dan harus mengukur diri. Saya termasuk orang yang tahu diri, mengukur kemampuan. Bukan hanya kemampuan SD, finansial dan faktor lainnya,” kilah Teneng. Teneng yang punya latar belakang politisi saat menjadi kader Kosgoro 1957 bersama-sama dengan Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta ini, tidak membantah maupun mengiyakan dirinya sempat diajak komunikasi dengan elite partai baik Partai Demokrat maupun Partai Golkar.
“Kalau urusan dengan teman-teman di politik yang duduk di legislatif banyak. Secara personal kita berkomunikasi,” ujar Teneng. Hanya saja menurut Teneng komunikasi itu urusan pemerintahan. “Karena urusan pemerintahan. Urusan bantuan hibah terkait dengan tugas kami melakukan pemeriksaan dan audit di Inspektorat. Ada yang datang ke sini masak kami menolaknya,” ujar birokrat asal Desa Les, Tejakula, Kabupaten Buleleng ini.
Soal dirinya ditawarkan maju Pileg 2019 dari dapil Buleleng, mantan Kabag Pubdok Biro Humas Pemprov Bali ini mengatakan dirinya tidak berambisi berebut jabatan. Setelah pensiun ingin menikmati kegiatan ngayah di masyarakat. “Kalau merebut jabatan di legislatif saya nggak bermimpilah. Terjun di politik itu harus memiliki Otak, Orang dan Ongkos (3O). Modal ini yang harus terpenuhi. Satu saja tidak terpenuhi jangan coba- coba masuk ke dunia politik,” tegas pria yang pernah menjadi pengajar di Universitas Dwijendra Denpasar ini. *nat
Komentar