77 Kartini Rangkum 'Daya Perempuan' di Griya Perempuan Art Event Jilid 2
GIANYAR, NusaBali.com - Bertepatan dengan Hari Kartini, Minggu (21/4/2024) petang, karya seni dari 77 Kartini tanah air, Belanda, dan Amerika Serikat ditampilkan dalam pameran dan pagelaran Griya Perempuan Art Event Jilid 2.
Bertempat di Kulidan Kitchen and Space, Desa Guwang, Sukawati, Gianyar, gelaran yang diinisiasi oleh 8 dosen perempuan ISI Denpasar ini merayakan spirit Kartini masa kini. Spirit keperempuanan pasca emansipasi, perempuan yang lugas mengutarakan ide dan gagasannya.
Salah satu pendiri sekaligus Ketua Griya Perempuan Art Event, Luh Budiaprilliana SPd MSn menyebut, pameran dan pagelaran ini sebagai wadah perempuan pegiat seni nasional. Wadah di mana mereka dapat mengekspresikan spirit Kartini masa kini melalui karya seni.
"Banyak perempuan yang melupakan apa yang dia suka, identitas dirinya, karena sibuk dengan urusan rumah tangga, tanggung jawabnya sebagai ibu, istri, dan lain-lain. Griya Perempuan Art Event ini hadir untuk mereka," tutur Budiaprilliana atau lebih akrab disapa Lia, ketika ditemui di sela acara.
Lanjut Lia, karya-karya yang ditampilkan di Griya Perempuan Art Event Jilid 2 ini berasal dari lintas media yakni seni rupa, video art, pergelaran musik, tari, karawitan, dan teater. Karya-karya ini bukan saja berasal dari kreator profesional, tetapi juga perempuan pecinta seni umum.
Kegiatan seni yang bersifat open call ini, kata Lia, untuk memutus stigma seni sebagai skena eksklusif. Seni, menurut dosen seni murni ini, sudah harus menuju ke arah inklusivitas, terlebih lagi untuk perempuan.
Menyoroti tema 'Daya Perempuan' yakni kekuatan dari dalam dan luar diri perempuan sebagai vitalitas kehidupan, berhasil dirangkum 77 'Kartini' dari 13 provinsi tanah air, juga dua sosok Kartini 'bule' dari Belanda dan Amerika Serikat.
"Ini di luar ekspektasi kami, karena di Jilid 1 hanya diikuti oleh 33 penyaji dari 8 provinsi. Ternyata, perempuan pasca emansipasi itu mempunyai kehausan mendalam untuk mengekspresikan wawasan dan perasaannya," imbuh Lia.
Sementara itu, kurator Griya Perempuan Art Event Jilid 2, Dr Anna Sungkar SSn MSn menjelaskan, proses kurasi dimulai tiga bulan lalu. Di mana, calon penyaji/peserta pameran dan pagelaran ini menyasar komunitas, pecinta seni, hingga dosen perempuan tanah air.
Meski dibatasi tema 'Daya Perempuan', karya yang dihadirkan 77 penyaji sangat beragam. Namun, kata Dr Anna, karya dari puluhan Kartini ini umumnya mengekspresikan gagasan di luar lingkungan pribadi mereka.
"Mereka bukan hanya curhat soal lingkaran di dalam rumah tangga atau pribadi, tetapi keluar. Bagaimana mereka mengekspresikan, mengajak orang lain untuk belajar, bekerja, dan berjuang demi kesuksesan perempuan," beber Dr Anna yang juga salah satu penyaji di gelaran perdana tahun lalu.
Di sisi lain, Lia dan kawan-kawan mengaku mendapat tantangan untuk menaikkan level Griya Perempuan Art Event menjadi gelaran internasional. Namun, untuk sementara ini, gelaran ini, kata Lia, masih akan berkonsentrasi pada isu-isu perempuan nasional.
"Kegiatan ini akan ditutup nanti Senin (29/4/2024). Sampai Senin nanti, akan ada beberapa kegiatan seperti workshop menari untuk anak-anak di Banjar Sakih (Guwang) dan ada sarasehan tentang perempuan dan kreativitasnya sekalian penutupan," tandas Lia. *rat
Salah satu pendiri sekaligus Ketua Griya Perempuan Art Event, Luh Budiaprilliana SPd MSn menyebut, pameran dan pagelaran ini sebagai wadah perempuan pegiat seni nasional. Wadah di mana mereka dapat mengekspresikan spirit Kartini masa kini melalui karya seni.
"Banyak perempuan yang melupakan apa yang dia suka, identitas dirinya, karena sibuk dengan urusan rumah tangga, tanggung jawabnya sebagai ibu, istri, dan lain-lain. Griya Perempuan Art Event ini hadir untuk mereka," tutur Budiaprilliana atau lebih akrab disapa Lia, ketika ditemui di sela acara.
Lanjut Lia, karya-karya yang ditampilkan di Griya Perempuan Art Event Jilid 2 ini berasal dari lintas media yakni seni rupa, video art, pergelaran musik, tari, karawitan, dan teater. Karya-karya ini bukan saja berasal dari kreator profesional, tetapi juga perempuan pecinta seni umum.
Kegiatan seni yang bersifat open call ini, kata Lia, untuk memutus stigma seni sebagai skena eksklusif. Seni, menurut dosen seni murni ini, sudah harus menuju ke arah inklusivitas, terlebih lagi untuk perempuan.
Menyoroti tema 'Daya Perempuan' yakni kekuatan dari dalam dan luar diri perempuan sebagai vitalitas kehidupan, berhasil dirangkum 77 'Kartini' dari 13 provinsi tanah air, juga dua sosok Kartini 'bule' dari Belanda dan Amerika Serikat.
"Ini di luar ekspektasi kami, karena di Jilid 1 hanya diikuti oleh 33 penyaji dari 8 provinsi. Ternyata, perempuan pasca emansipasi itu mempunyai kehausan mendalam untuk mengekspresikan wawasan dan perasaannya," imbuh Lia.
Sementara itu, kurator Griya Perempuan Art Event Jilid 2, Dr Anna Sungkar SSn MSn menjelaskan, proses kurasi dimulai tiga bulan lalu. Di mana, calon penyaji/peserta pameran dan pagelaran ini menyasar komunitas, pecinta seni, hingga dosen perempuan tanah air.
Meski dibatasi tema 'Daya Perempuan', karya yang dihadirkan 77 penyaji sangat beragam. Namun, kata Dr Anna, karya dari puluhan Kartini ini umumnya mengekspresikan gagasan di luar lingkungan pribadi mereka.
"Mereka bukan hanya curhat soal lingkaran di dalam rumah tangga atau pribadi, tetapi keluar. Bagaimana mereka mengekspresikan, mengajak orang lain untuk belajar, bekerja, dan berjuang demi kesuksesan perempuan," beber Dr Anna yang juga salah satu penyaji di gelaran perdana tahun lalu.
Di sisi lain, Lia dan kawan-kawan mengaku mendapat tantangan untuk menaikkan level Griya Perempuan Art Event menjadi gelaran internasional. Namun, untuk sementara ini, gelaran ini, kata Lia, masih akan berkonsentrasi pada isu-isu perempuan nasional.
"Kegiatan ini akan ditutup nanti Senin (29/4/2024). Sampai Senin nanti, akan ada beberapa kegiatan seperti workshop menari untuk anak-anak di Banjar Sakih (Guwang) dan ada sarasehan tentang perempuan dan kreativitasnya sekalian penutupan," tandas Lia. *rat
1
Komentar