BVA Khawatir Kunjungan Wisman ke Bali Menyusut
Konflik Timur Tengah
DENPASAR, NusaBali - Kalangan asosiasi pelaku pariwisata Bali mengaku khawatir terhadap konflik di kawasan Timur Tengah, terutama konflik Iran-Israel, belakangan ini. Salah satunya Bali Villa Association (BVA).
Surutnya kunjungan wisman ke Bali, terutama dari kawasan Eropa dan kawasan-kawasan regional yang dari sisi geografis berdekatan dengan Iran dan Israel, salah satu kekhawatiran tersebut.
“Untuk sementara, memang belum ada pengaruhnya,” ujar Ketua Bali Villa Association (BVA), Putu Gede Hendrawan atau Jro Hendrawan, Sabtu (20/4).
Rata-tata tingkat hunian villa saat ini ada di kisaran 65 persen.“Memang di beberapa tempat seperti di kawasan Seminyak, Canggu dan lainnya ada yang tingkat huniannya sampai 80-85 persen. Namun secara umum, rata- rata hunian 65 persen,” terang praktisi pariwisata asal Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung.
Dengan tingkat hunian rata-rata 65 persen, kondisi tersebut terbilang positif, karena masih berada di atas 50 persen.
“Yang jadi pertanyaan, apakah kondisi itu bisa bertahan, jika konflik regional (Iran-Israel) berlanjut… Itu yang tidak ketahui,” ujarnya.
Karena lanjut Jro Hendra, dari info-info yang berkembang terganggunya penerbangan adalah salah satu dampak dari konflik tersebut. Apabila penerbangan(internasional) terganggu, tentu lalu lintas orang keluar negeri juga ikut terganggu.
“Khususnya wisatawan manca negara, yang barangkali hendak terbang ke Bali atau ke Indonesia untuk berwisata akan merasa waswas. Atau bisa jadi malah batal,” ujarnya.
Apabila itu terjadi, wisman yang urung ke Indonesia atau tak jadi ke Bali, jelas akan berdampak pada target kunjungan wisman ke Bali. Kunjungan wisman bisa menyusut. Setidak-tidaknya dari wisman- wisman yang asalnya dari kawasan-kawasan regional Iran-Israel termasuk dari Eropa.
“Padahal kita, khususnya Bali baru saja dalam proses pemulihan pariwisata pasca pandemi Covid-19,” kata Jro Hendrawan.
Karena itu, tidak ada yang lain, kecuali berharap suhu politik yang memanas di Timur Tengah tersebut segera mereda dan berakhir.
“Apalagi dampaknya mungkin tidak saja hanya di kawasan tersebut, namun bisa berimbas secara global,” ujarnya. Belum lagi imbas-imbas ketegangan di kawasan lain yang juga tentu berpengaruh. K17.
Komentar