Menteri Kesehatan Tegaskan Nyamuk Wolbachia Efektif Tekan Kasus Demam Berdarah
Menteri Kesehatan
Budi Gunadi Sadikin
Nyamuk Ber-wolbachia
Sekda Bali
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dewa Made Indra
DENPASAR, NusaBali - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan efektivitas nyamuk ber-wolbachia dalam menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jogjakarta.
Menkes menegaskan bahwa program nyamuk ber-wolbachia yang dilaksanakan di Jogjakarta telah menurunkan prevalensi kasus DBD saat kasus DBD di provinsi lain meningkat.
“Jadi, saat sekarang insiden dengue meningkat di banyak kota, hal tersebut tidak terjadi di Jogjakarta. Hal ini karena Jogjakarta telah mengimplementasikan Wolbachia,” ujar Menkes Budi pada acara International Arbovirus Summit Indonesia 2024 yang digelar di UID Bali Campuss, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Serangan, Denpasar Selatan, Senin (22/4).
Selain di Jogjakarta, Menkes Budi menyebut implementasi nyamuk ber-wolbachia juga telah diterapkan di Brazil dan sukses menekan kasus DBD di negara Amerika Selatan tersebut.
“Brazil implementasi Wolbachia-nya sangat masif karena dia paling banyak di dunia dengue-nya. Kita kan cuma ratusan ribu kasus, dia jutaan sampai tiga juga kasus dengue. Yang meninggal di Brazil ratusan ribu, kita meninggalnya di bawah seribu,” ungkap Menkes Budi.
Melalui Arbovirus Summit atau pertemuan para pakar kesehatan global, diharapkan menjadi platform untuk pertukaran gagasan, pembelajaran, dan kolaborasi antara para ahli, pemangku kepentingan, dan akademisi dalam upaya global untuk mengatasi ancaman arbovirus atau penyakit yang ditularkan melalui perantara serangga seperti nyamuk.
Bali sebagai daerah yang sempat melakukan uji coba implementasi nyamuk ber-wolbachia, sempat ditolak sebagian pihak karena takut dengan dampak dari penyebaran inovasi wolbachia. Untuk itu, Menkes Budi berharap dari pertemuan pakar kesehatan global hingga mendatangkan negara-negara berpengalaman ini, dapat lebih membuka pikiran masyarakat dalam mempertimbangkan inovasi tersebut.
Menkes Brazil Nisia Trindade Lima memiliki pandangan sejalan dengan Menkes Budi Sadikin. Dia menyatakan, International Arbovirus Summit Indonesia 2024 ini merupakan momen berbagi antarnegara untuk memperluas akses teknologi terhadap penanggulangan penyakit arbovirus, khususnya demam berdarah.
“Ini merupakan momen untuk meningkatkan perhatian kesehatan berbagai negara yang dapat memperluas akses terhadap teknologi pemberantasan penyakit, khususnya terkait virus demam berdarah,” ujar Nisia Trindade yang hadir secara daring.
Nisia Trindade menambahkan, kerja sama antara Brazil dan Indonesia ini merupakan wujud persahabatan kedua negara yang mendasar dalam berbagi peran dan manfaat di bidang pengendalian vektor.
“Saya berharap semua orang produktif dan berdialog sehingga memungkinkan negara kita mencapai kemajuan dalam pengendalian arbovirus,” kata Nisia Trindade.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa implementasi nyamuk ber-wolbachia di Pulau Dewata tengah dimatangkan. “Sedang dimatangkan kajiannya, pertemuan ini Arbovirus Summit salah satunya membahas Wolbachia baik dari segi teknologi, segi sains, metodologinya, dan hal-hal lainnya. Kemarin ada penolakan karena sosialisasinya kurang baik dan belum menyeluruh,” ungkap Sekda Dewa Indra.
Dia berharap, Arbovirus Summit nantinya bisa menemukan satu metode yang terbaik untuk mengatasi DBD. “Dari yang saya dengar tadi, Brazil berhasil melaksanakannya dan tingkat efektivitasnya lumayan baik. Sekarang kita sedang belajar soal itu,” ujarnya. 7 a
Komentar