Kasus DB Tinggi, Dewan Usul Desa Beli Mesin Fogging Gunakan Dana Desa
SINGARAJA, NusaBali - Jumlah kasus Demam Berdarah (DB) di Buleleng sejak awal tahun lalu cukup tinggi. Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng mencatat data DB per 18 April lalu berjumlah 561 kasus. Ratusan kasus DB itu tercatat di 20 puskesmas di 9 kecamatan.
Hal tersebut menjadi sorotan Ketua DPRD Buleleng. Dia dan beberapa anggota DPRD Buleleng beberapa kali menerima informasi terkait banyaknya masyarakat yang harus dirawat karena didiagnosa terkena DB. Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna menyebut, hal ini jangan dianggap sepele dan harus menjadi perhatian bersama. Sebab jika tidak ditangani dengan baik, dapat berakibat fatal bagi keselamatan masyarakat.
“Beberapa desa yang masyarakatnya banyak terkena DB dari informasi yang kami terima ada yang bergerak swadaya melakukan fogging, karena memang kasusnya banyak,” ucap Supriatna, Selasa (23/4) kemarin.
Menurutnya, DB yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, sudah menjadi endemi yang setiap tahunnya selalu muncul. Dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya, seharusnya sudah ada langkah yang lebih konkrit dalam pencegahan dan penanganan.
Selain melakukan gerakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan 3M Plus (Menguras, Menutup dan Mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi genangan sampah, Pemerintah Desa (Pemdes) juga didorong untuk membeli mesin fogging.
“Karena penyakit ini muncul setiap tahun, ada baiknya tiap-tiap desa menganggarkan pembelian alat fogging lewat dan Dana Desa (DD) maupun APBDes. Harganya hanya kisaran Rp 15 juta, jadi kalau ada kasus tidak perlu menunggu dari Dinkes atau komunitas pemerhati, tetapi bisa langsung dieksekusi,” ucap Supriatna.
Terkait obat fogging dan mesin solar yang sering langka, tentu perlu koordinasi ke Dinas Kesehatan. Jika semisal mandek dan mengalami jalan buntu juga bisa melakukan pengadaan lewat pasar online yang banyak tersedia. “Sepanjang ada kemauan saya kira semua masalah pasti ada jalan keluar,” tegas Sekretaris DPC PDI Perjuangan ini.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengaku sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk lebih gesit dalam melakukan pencegahan. “Saya sudah tekankan jangan jadi pemadam kebakaran. Baru ada kasus baru fogging. Tetapi seharusnya sebelum ada kasus harus sudah ada pencegahan terutama pada peralihan musim ini yang rawan,” papar Lihadnyana.7 k23
1
Komentar