Antrean Panjang di RSUP Prof Ngoerah Dipicu Proses Bridging
Denpasar, NusaBali.com - Beberapa waktu belakangan ini, loket pelayanan pasien BPJS di RSUP. Prof dr IGNG Ngoerah mengalami antrean panjang di Anjungan Pendaftaran Mandiri (APM).
Akibat antrean itu, para pasien BPJS yang hendak berobat harus rela berjubel dan menunggu waktu lama untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan di rumah sakit.
APM merupakan salah satu fasilitas layanan kesehatan yang memungkinkan seorang pasien dapat memperoleh e-SEP (Surat Eligibilitas Peserta) dari BPJS, sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan.
Saat dikonfirmasi terkait antrian ini, Plt. Direktur Layanan Operasional RSUP Prof dr IGNG Ngoerah, I Gusti Ngurah Ketut Sukadarma, Rabu (24/4/2024), mengatakan penyebab utama dari adanya antrran panjang tersebut adalah karena proses bridging yang sempat terkendala. Proses bridging ini memungkinkan seorang pasien memperoleh kepastian kepesertaannya sebagai pasien BPJS.
"Antrean kemarin itu bukan saja terjadi di RSUP.Prof dr IGNG Ngoerah, tetapi ini isu nasional, erat kaitannya dengan penerbitan e-SEP dari BPJS. Ini adalah sistem yang ada di semua rumah sakit yang menggunakan layanan BPJS," kata Sukadarma.
Sukadarma, menjelaskan, sebelum pasien memperoleh hak mendapatkan layanan kesehatan BPJS, pihak rumah sakit perlu memastikan keikutsertaan dari yang bersangkutan, baik itu keanggotaan aktif dan rujukan yang sesuai. Untuk mendapatkan informasi itu, pihaknya perlu mendapatkan jawaban dari BPJS pada proses bridging tersebut. Pada proses inilah yang menurut keterangan Sukadarma berjalan lambat sehingga menimbulkan antrean panjang di APM.
Selain proses bridging, pihak rumah sakit juga awalnya kekurangan unit APM bagi para pasien, dimana terhitung hanya ada 3 unit APM yang disediakan oleh pihak rumah sakit untuk memfasilitasi kebutuhan penerbitan e-SEP pasien.
Untuk mengantisipasi hal itu, sejak kemarin, Selasa (23/4/2024), pihak rumah sakit sudah menambahkan 4 unit APM. Jadi total unit yang beroperasi sekarang ada 7 unit yang terletak di dua tempat berbeda.
Diharapkan, dengan adanya penambahan unit APM ini bisa mengurai kepadatan jumlah pasien di APM untuk mendapatkan penerbitan e-SEP. Selain itu, pihak rumah sakit juga memberikan edukasi kepada para pasien untuk datang ke rumah sakit sesuai jadwal antrean yang sudah ditentukan.
"Pasien yang mendaftar secara online kadang-kadang datang tidak sesuai waktu yang ditentukan. Misalnya, jadwal pasien sebenarnya siang, tapi mereka sudah datang pagi. ini yang buat antrean menjadi panjang" kata Sukadarma.
Menurutnya, selain langkah-langkah yang sudah diambil di atas, pihaknya juga sementara mencari solusi jangka panjang untuk meminimalisir antrian pasien. Salah satu program yang sedang direncanakan adalah melakukan sedikit perubahan sistem dengan mendahulukan pelayanan kesehatan sebelum penerbitan e-SEP didapatkan.
Namun, pihak rumah sakit sendiri memastikan bahwa perubahan sistem itu tidak berlangsung cepat, namun diperkirakan perubahan itu akan terealisasi pada bulan Agustus mendatang. Dalam hal ini, perlu dibuatkan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk memastikan sistem ini berjalan dengan baik dan tidak merugikan pihak manapun.
Komentar