Koster Beri Kuliah Umum di Universitas Dhyana Pura
MANGUPURA, NusaBali - Gubernur Bali 2018-2023, Wayan Koster memberikan Kuliah Umum bertema ‘Gen-Z Penerus Masa Depan Bali: Membangun Peradaban Masa Depan Bali’ di Universitas Dhyana Pura, Badung, Rabu (24/4).
Mahasiswa dan dosen yang mengikuti Kuliah Umum baik secara luring dan daring ini mendapatkan gambaran dari Wayan Koster tentang masalah yang dihadapi Bali. Kata Koster ada 6 masalah yang dihadapi Pulau Dewata, di antaranya: 1) Wilayah Bali yang kecil (luas 5.590 Km2), telah menjadi pertarungan banyak pihak yang mengeksploitasi Bali; 2) Jumlah Penduduk Bali 4,32 juta yang semakin meningkat, saat ini membutuhkan sumber kehidupan; 3) Terkikisnya adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal yang dapat mengancam keajegan dan daya tarik Bali; 4) Sumber daya alam semakin terbatas, yang mampu mengancam kehidupan masyarakat; 5) Lahan produktif dan sawah semakin berkurang akibat masifnya alih fungsi lahan; dan 6) Kebutuhan pangan yang strategis semakin bergantung dari luar.
Kemudian masalah yang dialami GEN-Z juga diuraikan oleh Wayan Koster. Ia merinci, bahwa perubahan landscape dunia kerja, semakin ketatnya persaingan global, overthingking akibat informasi yang berlebihan, isu kesehatan mental, dan daya juang semakin menurun menjadi salah satu masalah yang harus diperhatikan bersama.
Atas masalah tersebut, berbagai upaya telah dilakukan oleh Gubernur Bali 2018-2023, Wayan Koster yang ditandai dengan adanya pencapaian pembangunan Bali 5 Tahun (2018-2023) yang meliputi menjaga adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal Bali, menjaga kelestarian ekosistem alam, bangga produk lokal Bali, pembangunan infrastruktur dan sarana - prasarana strategis, serta memperkokoh perekonomian Bali.
Untuk pembangunan masa depan Bali juga telah direncanakan oleh Wayan Koster dengan landasan Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali dan Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025 - 2125, yang mana landasan diatas diharapkan mampu membangun Masa Depan Bali dengan : 1) Memperkuat dan memajukan adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal Bali, pengendalian; 2) Pengendalian alih fungsi lahan produktif dan sawah; 3) Kedaulatan pangan; 4) Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih; 5) SDM Bali Unggul; 6) Meningkatkan pembangunan infrastruktur; dan 7) Transformasi ekonomi.
Di sisi lain, Wayan Koster yang dikenal memiliki pengalaman hidup dibawah garis kemiskinan dan dari kondisi itu yang mengharuskannya menjadi sosok yang pekerja keras, tekun, disiplin, teguh pendirian, serta punya idealisme ternyata mampu mengantarkannya berada di puncak karir sebagai Anggota DPR RI 3 Periode hingga menjadi Gubernur Bali, telah menjadi inspirasi dari kalangan GEN-Z yang hadir di acara Kuliah Umum Universitas Dhyana Pura. Terlebih lagi, dalam karirnya, Koster tercatat pernah menjadi Dosen di Universitas Tarumanagara, Universitas Pelita Harapan, dan STIE Perbanas dengan mengajar mata kuliah Ilmu Kalkulus, Statistik dan Probabilitas, serta Metode Penelitian.
Ketua DPRD Badung, Putu Parwata menilai Koster adalah guru besarnya baik di politik maupun di pemerintahan. Dalam kepemimpinannya sebagai Gubernur Bali 2018-2023, Koster telah merancang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025 - 2125 secara detail dan sekarang menjadi pedoman di setiap pembangunan di Bali. "Belum ada Provinsi di Indonesia yang membuat program 100 tahun kedepan, dan itu hanya ada di Bali. Saya apresiasi, mari kita dukung beliau (Wayan Koster, red) menjadi Gubernur Bali periode 2024-2029," ujar Parwata yang hadir dalam acara kemarin.
Sementara Rektor Universitas Dhyana Pura, Prof Dr I Gusti Bagus Rai Utama menyambut baik kuliah umum yang disampaikan oleh Gubernur Bali 2018-2023, Wayan Koster. Tema yang dibawakan dalam kuliah umum ini juga sangat tepat, berkaitan dengan peradaban Bali. "Jadi kita harus tahu secara detail isi naskah pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025 - 2125 yang telah disusun oleh Bapak Wayan Koster sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan peradaban Bali," kata Prof Rai Utama.
Sebelum mengakhiri Kuliah Umum tersebut, Dosen S2 Universitas Dhyana Pura, Mulya menyampaikan pertanyaan terkait bagaimana strategi melakukan pemerataan pembangunan di Bali, guna menimalisir terjadinya kemacetan di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita). Kemudian, mahasiswa Program Studi Biologi, EL yang bertanya soal ketidakpastian GEN-Z dalam mendapatkan pekerjaan akibat perkembangan teknologi. "Bagaimana strategi Bapak untuk menghadapi tantangan itu?," tanyanya.
Koster membenarkan sikap kritis yang disampaikan Dosen S2 Universitas Dhyana Pura tentang kondisi Bali yang pembangunannya masih 60 persen tertumpu di Bali Selatan (Sarbagita, red). Karena itulah, dia telah memberikan solusi kepada Bali untuk mewujudkan pemerataan pembangunan, yang diantaranya meliputi: 1) Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih; 2) Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali (dalam proses); 3) Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali (dalam proses); 4) Shorcut Singaraja-Mengwitani; 5) Pelabuhan Sanur-Denpasar; 6) Pelabuhan Sampalan-Nusa Penida; 7) Pelabuhan Bias Munjul-Nusa Ceningan; sampai 8) Jalan Tol Jagat Kerthi Bali, Gilimanuk-Mengwi (dalam proses). Kemudian pertanyaan mengenai ketidakpastian GEN-Z dalam mendapatkan pekerjaan akibat perkembangan teknologi, Wayan Koster mengajak para mahasiswa untuk mengikuti perkembangan zaman dengan memiliki pengetahuan yang kuat dan disiplin. 7
1
Komentar