350 Dokter dan Perawat Berkumpul di Nusa Dua
Konferensi Neurovascular Internasional BLINC Targetkan Kemajuan Penanganan Penyakit Stroke
MANGUPURA, NusaBali - Sebanyak 350 dokter dan perawat dari Indonesia dan Mancanegara berkumpul di Hotel Westin, Kawasan The Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, dalam konferensi neurovascular internasional pertama, Bali International Neurovascular Intervention Conference (BLINC) yang berlangsung dari tanggal 25-27 April 2024.
Konferensi ini didukung oleh Kementerian Kesehatan dengan tujuan utama untuk memajukan pengetahuan dan teknik dalam penanganan penyakit stroke dan kondisi neurovaskular lainnya.
Chief Medical Officer (CMO) BLINC dr Affan Priyambodo, menjelaskan konferensi itu merupakan platform penting bagi para profesional kesehatan untuk bertukar informasi dan inovasi terkini di bidang intervensi neurovaskular. “Stroke merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia dan banyak pasien mengalami cacat permanen. Oleh karena itu, kegiatan seperti BLINC sangat krusial untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan para dokter dan perawat kita,” ujar dr Affan ditemui di lokasi pada Jumat (26/4) siang.
Menurutnya di Indonesia, sebagai salah satu negara dengan angka kejadian stroke yang tinggi, menghadapi tantangan besar dalam diagnosa dan pengobatan yang adekuat. Data terkini menunjukkan ada hampir dua juta kasus stroke di Indonesia, namun hanya sekitar 2.500-3.000 kasus yang bisa ditangani dengan tepat. Dengan menghadirkan pembicara dan ahli dari mancanegara, pihaknya berharap dapat mendorong transfer teknologi dan ilmu yang akan membantu para dokter di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Lebih lanjut dijelaskan, dalam gelaran tersebut mengangkat berbagai topik dalam konferensinya, mulai dari terapi endovaskular terkini, penggunaan teknologi baru dalam neuroimaging, hingga pemantauan intraoperatif. Lokakarya dan sesi diskusi panel juga digelar untuk memperdalam keterampilan praktis para peserta. Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah tentang penelitian inovatif dalam pengobatan kondisi neurovaskular yang kompleks. Penelitian ini membuka wawasan baru dalam terapi dan manajemen pasien stroke, yang bisa berdampak signifikan dalam penurunan angka kematian dan kecacatan.
Rencananya, BLINC akan menjadi acara berkala dengan tujuan memperluas cakupan dan jangkauannya di masa mendatang, menjadikannya sebagai salah satu konferensi terdepan di dunia dalam bidang intervensi neurovaskular. “Kami memilih Bali, karena kekayaan kulturalnya yang sangat pantas kita banggakan kepada tamu internasional. Ke depan, kami berkomitmen untuk menjadikan konferensi ini dilakukan secara berkala dan berpusat selalu di Bali, karena Bali sangat indah,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, dr Kumara Tini mengungkapkan pentingnya penanganan penyakit pembuluh darah yang dapat menyebabkan kecatatan seperti stroke. Dia menekankan bahwa stroke tidak hanya mengurangi produktivitas tapi juga kualitas hidup pasien, sehingga penting bagi dokter di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mereka melalui kolaborasi internasional.
“Penyakit pembuluh darah, terutama stroke, bisa sangat menghancurkan karena menyebabkan kecatatan yang menghalangi seseorang untuk beraktivitas secara produktif,” ujar dr Kumara.
Menurutnya, kerja sama internasional dan mengundang pembicara asing untuk berbagi pengetahuan adalah langkah penting untuk peningkatan kualitas penanganan medis di Indonesia. Dia melanjutkan, tren penyakit stoke saat ini di Indonesia menunjukkan bahwa stroke tidak hanya menyerang kelompok usia lanjut, tetapi juga kalangan muda. Hal ini menunjukkan pentingnya pencegahan dan pengelolaan faktor risiko sejak dini.
“Kita melihat adanya peningkatan kasus stroke pada usia muda, yang disebabkan oleh gaya hidup, hipertensi, dan diabetes. Kami terus berupaya mengupdate informasi melalui berbagai media dan penyuluhan di puskesmas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Stroke bukan hanya soal kelumpuhan, tetapi lebih luas lagi dampaknya pada kehidupan pasien,” tambahnya.
Sementara, menurut Prof Rene Chapot pengobatan stroke memerlukan sebuah sistem yang terintegrasi mulai dari deteksi dini hingga rehabilitasi pasien, serta membutuhkan dedikasi dari banyak tenaga kesehatan yang terlatih untuk bekerja secara intensif. “Ini adalah tugas yang membutuhkan perhatian 24/7 dari tim yang berdedikasi,” katanya.
Konferensi BLINC, yang dihadiri oleh para profesional kesehatan dari berbagai belahan dunia, dianggap oleh Prof Rene sebagai platform yang sangat baik untuk pertukaran informasi dan pembelajaran. Menurutnya, ini merupakan kesempatan bagi dokter muda untuk terinspirasi dan memutuskan untuk memasuki bidang neurovaskular yang dinamis dan sangat dibutuhkan. 7 ol3
Komentar