Optimistis WWF Berdampak Positif buat Bali
DENPASAR, NusaBali - Banyak pihak optimistis event The World Water Forum (WWF) ke-10 2024 yang akan berlangsung 18-25 Mei 2024 membawa dampak positif terhadap pariwisata Bali. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali, misalnya, menilai. Termasuk nantinya secara tak langsung berdampak terhadap sektor pariwisata dengan meningkatkan okupansi atau tingkat hunian hotel selama berlangsung kegiatan.
“Memang temanya masalah air, namun kita yakin berdampak positif terhadap sektor lain, dalam hal ini dunia bisnis maupun usaha,” ujar Ketua DPP Apindo Bali I Nengah Nurlaba, Kamis (25/4).
Dikatakan, WWF merupakan event berskala internasional. Tidak saja jumlah orang atau peserta yang banyak, namun sumber daya, sumber dananya, tentu juga tidak sedikit. “Kita tidak bisa mengira-ngira, berapa besar dana (angggarannya). Namun tentu tidak sedikit,” ucap pria asal Kabupaten Jembrana ini.
Kata Nurlaba, secara awam, event WWF jelas memerlukan transportasi, akomodasi, venue, konsumsi dan pendukung lainnya. Logikanya industri-industri terkait tersebut tentu memperoleh dampaknya. Seperti pengadaaan hotel untuk delegasi maupun pengadaan yang lainnya. “Kami tentu mendukung event-event besar seperti WWF. Lebih baik, kalau Bali mampu semakin banyak bisa menggelar,” ucapnya.
Menurut Nurlaba, WWF jelas juga menjadi promosi tak langsung bagi Bali. Tidak sebagai destinasi wisata, namun juga menjadi tempat untuk ajang bisnis maupun usaha. “Karena itu kita bersyukur dan mengapresiasi, WWF digelar di Bali,” katanya.
Dia berharap dampak dari penyelenggaran WWF berkontribusi terhadap perekonomian Bali. “Dampak sesudahnya nanti kita harapkan terus berlanjut,” harap Nurlaba.
Sementara, itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Badung, I Gusti Agung Rai Suryawijaya berharap penyelenggaraaan WWF bisa berdampak terhadap tingkat hunian atau okupansi hotel, khususnya yang ada di wilayah Nusa Dua dan sekitarnya.
Dari informasi yang diperoleh, kata Rai Suryanegara, event WWF ini akan dihadiri delegasi dari 172 negara dunia dengan partisipasi mencapai 5.000 orang lebih. Secara otomatis, event ini akan meningkatkan okupansi hotel. Rai Suryawijaya memprediksi okupansi khususnya di daerah Nusa Dua bisa mencapai 90-an persen. “Kemungkinan akan ada satu atau dua hotel tingkat huniannya penuh. Yang jelas kamar pasti tidak ada kurang,” ungkapnya, Jumat (26/4).
Tidak hanya berdampak pada okupansi hotel. Sebab dalam event tersebut, para delegasi juga ada program ke lapangan seperti ada kegiatan melukat dan lainnya. Tentu ini juga menjadi masukan bagi UMKM dan juga akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi Bali. “Bali akan mendapat promosi pariwisata yang positif. Karena media dari seluruh dunia akan memantau WWF yang diselenggarakan pada Mei nanti,” jelasnya.
Rai Suryawijaya mengakui, secara umum Bali dalam menyambut event internasional sudah sangat siap. Terlebih Bali kerap dijadikan event-event dunia. “Kalau kesiapannya Bali sangat siap. Apalagi di hotel saya jamin pasti siap. Fasilitas kita sudah standar internasional, SDM yang terampil. Jadi untuk masalah service tidak masalah bagi kita, karena dunia hospitality sudah menjadi habit (kebiasaan) bagi SDM kita di Bali,” katanya. 7 k17, ind
Komentar