Ribuan Peserta Ikuti APMF 2024
MANGUPURA, NusaBali - Asia Pacific Conference for Media, Advertising and Marketing (APMF) ke-10 digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kamis (2/5) pagi.
Acara ini dihadiri lebih dari seribu peserta dari berbagai negara, termasuk delegasi dari Amerika Serikat, Vietnam, Thailand, dan Malaysia, menandakan pentingnya forum ini sebagai titik temu industri kreatif dan pemasaran di tingkat regional dan global.
“Kami berharap konferensi ini dapat menjadikan Bali sebagai pusat kegiatan pemasaran dan media yang penting di kawasan,” ujar Chairman APMF Andi Sadha, ditemui di sela-sela kegiatan.
Salah satu isu utama yang menjadi fokus pada APMF tahun ini adalah pengaruh dan tantangan yang dibawa oleh kecerdasan buatan atau artificial intelegence (AI) terhadap industri. Dari pergeseran teknologi analog ke digital pada konferensi tahun 2005, kali ini pembahasan bergeser ke generasi AI yang mulai mendominasi. Selama konferensi, dikatakannya para peserta dan pembicara berbagi pandangan mengenai kemungkinan AI menggantikan pekerjaan manusia. Namun, sebagian besar diskusi menekankan pada bagaimana AI sebenarnya dapat menambah pekerjaan baru dan membantu meningkatkan relevansi pekerja di industri.
“Kita perlu memahami dampak dari teknologi ini, baik terhadap perilaku kerja kita maupun cara kita berinteraksi dengan konsumen. Teknologi baru tidak selalu berarti penghilangan pekerjaan, tetapi adaptasi dan evolusi pekerjaan,” tambahnya.
Menurut Andi, meskipun AI memiliki banyak kemampuan, masih terdapat keterbatasan signifikan, seperti kurangnya empati dan pemahaman emosional yang hanya manusia yang mampu menghadirkan. “Kreativitas, empati dan pemahaman mendalam tentang hak cipta dan kekayaan intelektual tetap menjadi keunggulan manusia yang tidak dapat digantikan oleh AI,” katanya.
Masih menurut dia, pentingnya untuk menjaga orisinalitas dan menghormati hak kekayaan intelektual dalam era digital ini, terutama dalam industri yang bergantung pada hak cipta dan royalti. Dengan agenda yang kaya dan partisipasi internasional yang luas, APMF tidak hanya menjadi platform diskusi industri, tetapi juga sebagai penghubung penting dalam menetapkan arah masa depan pemasaran dan media di Asia Pasifik.
Selaras dengan semangat tersebut, lebih dari 75 pembicara di sesi konferensi dan APMF Lab turut menggaungkan pentingnya berinovasi dengan strategi yang kreatif, inovatif, serta berpusat pada pengalaman konsumen. Jajaran pembicara kelas dunia tersebut termasuk Digital Anthropologist Brian Solis, Deputy President Director BCA Armand Hartono, Founder Hakuhodo Kettle Kentaro Kimura, dan Chief Revenue Officer 88Rising Mike Chuthakieo.
Dalam kesempatan yang sama, Co-Chairwoman of APMF Devi Attamimi mengatakan kali ini APMF mengambil tema ‘Make Your Mark’ yakni mengajak para peserta untuk membangun legacy berkelanjutan yang berdampak di tengah dinamika industri dan perilaku konsumen yang terus berubah.
“Setiap individu berperan penting dalam membentuk masa depan industri dan tidak bisa sekadar berfokus pada kesuksesan jangka pendek. Tema ini merupakan seruan untuk memanfaatkan potensi optimal masing-masing, berkontribusi pada kebaikan bersama, dan menginspirasi perubahan positif untuk kemajuan industri,” tuturnya. 7 ol3
Komentar