BVA: Bali Perlu Terus Genjot Kunjungan Wisman
DENPASAR, NusaBali - Ketua Bali Villa Association (BVA) I Putu Gede Hendrawan atau Jro Hendrawan mendorong promosi lebih gencar dilakukan.
Tujuannya untuk mengundang lebih banyak wisatawan, baik wisawatan domestik (wisdom) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Pasalnya Bali masih banyak butuh wisatawan, kapasitas Bali belum maksimal terisi. “Bali ini belum over tourism. Bali masih membutuhkan wisatawan,” ujar jro Hendrawan, Jumat (3/5).
Karena itulah, Jro Hendrawan tak sependapat disebut Bali sudah overload atau over tourism. Ukuran yang paling sederhana adalah tingkat keterisian kamar hotel di Bali, yang tidak pernah berlebih. “Kalau pun okupansinya ada 80-90 persen, itu hanya saat-saat musiman tertentu saja, yakni pada musim kunjungan ramai saja. Selebihnya tingkat hunian di bawah itu, bahkan sampai di bawah 50 persen,” kata tokoh pariwisata asal Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung.
Menurut Jro Hendrawan, okupansi kamar hotel merupakan ukuran yang paling mudah untuk mengetahui kondisi pariwisata Bali. “Karena masih banyak kosongnya itulah saya tidak sepakat kalau ada anggapan misalnya Bali dikatakan sudah berlebih turis,” ucapnya.
Dia melanjutkan, kalau yang dipakai indikasinya, misalnya tingkat kriminalitas, itu juga masih kurang pas. Karena kriminalitas maupun persoalan sosial lainnya bertalian dengan penegakan hukum. “Jadi tidak serta merta karena persoalan kriminalitas Bali dianggap sudah ‘tak muat’ lagi,” ujarnya.
Dia tak ingin, karena ada anggapan Bali overload, wisatawan beralih ke tempat lain. Padahal Bali sejatinya masih kekurangan. Karena itulah dia berharap pemerintah terus mempromosikan Bali. “Mempertahankan pasar-pasar yang sudah ada. Terutama pasar Australia, Eropa dan segmen pasar lainnya yang dikenal sebagai ‘pasar tradisional’,” katanya.
“Mengapa disebut ‘traditional market’ pariwisata Bali? Karena wisman Australia dan Eropa, sebagaimana diketahui dari awal memang dikenal mendukung pariwisata Bali. Belakangan baru wisman China atau Tiongkok, yang sempat ramai sebelum pandemi Covid-19, kemudian pasar India. Jadi pasar-pasar wisata Bali tetap mesti diperluas,” imbuh Hendrawan. 7 k17
1
Komentar