2 Remaja asal Kintamani Terseret Arus Pantai Saba
Ditemukan Meninggal, Insiden Usai Melayangan dan Mandi
GIANYAR, NusaBali - Pencarian terhadap dua remaja terseret arus di Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar membuahkan hasil. Pada, Senin (6/5) kedua korban, yakni I Made Marik Adiputra,16, dan I Kadek Aditya Apriana,15, berhasil ditemukan petugas Tim SAR gabungan. Kedua korban terseret arus Pantai Saba saat mandi pada, Minggu (5/5) sore.
Korban pertama yang ditemukan, yakni Made marik Adiputra yang ditemukan mengambang sekitar 200 meter di sebelah barat dari lokasi awal mereka mandi, Senin kemarin pukul 06.40 Wita. Saat dievakuasi korban dipastikan telah meninggal dunia dengan wajah penuh darah yang keluar dari telinga maupun hidung. Pencarian korban dilakukan Tim SAR bersama Satpolair Polres Gianyar, BPBD Gianyar, jajaran Polsek Blahbatuh dan tim gabungan lainnya. Pasca ditemukan jenazah Made Marik atas permintaan keluarga langsung dipulangkan ke rumah duka di Banjar/Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Bangli menggunakan Mobil Ambulans PMI Kabupaten Gianyar.
Sementara korban I Kadek Aditya Apriana,15, pelajar SMPN 6 Kintamani ini terdeteksi dari pemantauan melalui udara menggunakan drone milik Basarnas Bali. Dari ketinggian kurang lebih 40 meter dari permukaan air laut, tampak suatu benda yang mirip tubuh manusia mengapung di perairan dengan jarak sekitar 100 meter dari bibir pantai, tepatnya di depan Villa Saba Estate Desa Saba. Atas temuan tersebut Tim SAR Gabungan mengecek ke dalam perairan dan melakukan evakuasi.
Korban asal Banjar Bonyoh, Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Bangli ini ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sore kemarin pukul 15.00 Wita. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gianyar Ida Bagus Putu Suamba saat dikonfirmasi mengatakan pasca temuan itu, tim SAR gabungan segera melakukan evakuasi. "Pukul 15.12 Wita Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi korban ke bibir pantai," jelasnya.
Dari hasil identifikasi dari pihak keluarga membenarkan bahwa jasad korban merupakan keluarga yang terseret arus, Kadek Aditya Apriana. Sama seperti jasad Made Merik, pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi. Pukul 15.45 Wita jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka Banjar Bonyoh, Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Bangli menggunakan kendaraan ambulan milik Dinas Sosial Gianyar nomor kendaraan DK 896 K.
Menurut penuturan keluarga korban di Pantai Saba, sebelum kejadian Made Marik dan kawan-kawannya berangkat dari Kintamani menuju Pantai Saba menggunakan sepeda motor. "Mereka berangkat rombongan. Ada total 8 orang," jelas I Nyoman Keneh,55, Paman dari korban Kadek Aditya. Sepengetahuan keluarga, rombongan remaja ini memang sering bermain ke pantai setiap libur sekolah dan hari Minggu. Apalagi setiap memasuki musim layangan, remaja sekawan ini pergi ke pantai sambil membawa layang-layang dari Kintamani ke Pantai Saba. "Hobinya memang melayangan. Di gunung ada angin, tapi tidak ada tempat yang luas bagi mereka. Sehingga mereka melayangan di pantai," jelasnya.
Layangan bebean milik para korban yang tergeletak di pasir Pantai Saba, Senin (6/5). –NOVI ANTARI
Pantauan NusaBali di pesisir Pantai Saba, tepatnya di Jalan Segara Aman tampak sebuah layangan bebean relatif besar. Ukurannya sekitar 3 meter berbahan plastik warna hitam kombinasi putih. Di samping layangan, juga tergeletak gulungan tali warna biru. Menurut Nyoman Keneh, layangan yang dibawa dari Kintamani itu sudah dirakit dengan sistem knock down. "Jadi gampang dibawa dari gunung ke sini," ujarnya.
Beberapa saat sebelum kejadian pada, Minggu (5/5), rombongan remaja ini diperkirakan sudah berangkat dari Kintamani saat siang hari. Setibanya di Pantai, rombongan remaja ini sempat bermain layangan, kemudian bermain sepak bola. Saat matahari mulai tenggelam, ada 3 remaja yang mandi cukup ke tengah. Nah, saat itulah sekitar pukul 18.20 Wita mereka digulung ombak besar. Satu korban selamat, yakni Nyoman Hendra Pranata. Sedangkan Made Marik dan Komang Aditya hanyut terseret arus dan tergulung ombak. Balawista Gianyar yang mendapat informasi tersebut langsung melakukan upaya pencarian. Sayangnya, pencarian sulit dilakukan karena suasana sudah gelap.
Korban Komang Aditya tercatat sebagai siswa kelas 3 di SMPN 6 Kintamani. Korban merupakan putra bungsu dari I Nengah Sekep dan Ni Luh Senti. Sejumlah kerabat korban pun sampai menginap semalaman di pantai untuk jaga-jaga kemunculan korban ke permukaan. Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Ops Basarnas Bali, Ketut Wirajaya di TKP menyampaikan bahwa pencarian korban ke perairan laut untuk hari kedua kemarin dimulai pukul 07.00 Wita sampai dengan pukul 18.00 Wita. Pencarian menggunakan 3 kapal Karet milik Basarnas dan 1 Kapal milik Polair Polres Gianyar, dengan rute pencarian dimulai dari pantai Cucukan sampai dengan Padanggalak dan sebaliknya.
Wirajaya mengatakan satu korban ditemukan sekitar pukul 06.40 Wita, saat petugas sedang melakukan patroli dan persiapan pencarian hari kedua. "Korban Made Marik ditemukan 200 meter sisi barat dari lokasi awal mereka mandi, dalam kondisi meninggal dunia, dari telinga mengeluarkan darah segar akibat kemasukan air," terang Wirajaya.
Sedangkan untuk pencarian satu korban lainnya, Kadek Aditya Putra,15, dilakukan dengan menyisir radius 2 kilometer di pantai. "Pencarian menggunakan tiga alut, pertama Boat Basarnas posisi lepas landas dari Benoa, kedua boat dari Satpol Air Gianyar turun dengan rubber boat dari Pantai Cucukan, dan dari udara kita bawa drone termal," jelasnya. Hadir dalam pencarian korban diantaranya Kapolsek Blahbatuh Kompol I Made Berata beserta 11 personel, Kasat Polairud Polres Gianyar AKP AA Alit Sudarma beserta 13 orang personel. Selanjutnya Tim SAR Samapta Polda Bali 8 orang, Tim Basarnas, Unsur TNI 2 orang dan 1 Babinsa dipimpin Ws Danramil 1616-04 Blahbatuh Lettu Cpl Nyoman Prajana, dan Tim BPBD Balawista Kabupaten Gianyar sebanyak 20 orang, dengan jumlah keseluruhan tim 64 orang. "Keseluruhan korban yang berjumlah 2 orang sudah ditemukan serta korban langsung dibawa ke rumah duka," imbuh Wirajaya. 7 nvi
1
Komentar