Perbankan Tak Perlu Naikkan Suku Bunga Kredit
Gubernur Bank Indonesia (BI)
Perry Warjiyo
Listrik Gas Air Bersih (LGA)
Likuiditas Makroprudensial (KLM).
JAKARTA, NusaBali - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan perbankan tidak perlu menaikkan suku bunga kredit atau pinjaman meski suku bunga acuan atau BI Rate naik menjadi 6,25 persen pada April silam.
"Bagi bank-bank, tidak ada keperluan untuk menaikkan suku bunga kredit. Itu kan kita sudah takar-takar, kami melihat tidak ada keperluan untuk menaikkan suku bunga kredit, karena likuiditasnya kita tambahkan," ujar Perry dalam media briefing di Gedung Thamrin, Jakarta Pusat, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (8/5). Ia menjelaskan meski BI Rate naik, pihaknya akan menambah dan memperluas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Perluasan cakupan sektor prioritas KLM dengan menambahkan sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, listrik gas air bersih (LGA), dan jasa sosial, serta penyesuaian besaran insentif untuk setiap sektor yang berlaku mulai 1 Juni 2024.
Ia pun menegaskan akan ada tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp81 triliun, sehingga total insentif menjadi Rp246 triliun. Sementara tambahan likuiditas dari KLM diprakirakan dapat mencapai Rp115 triliun pada akhir 2024, sehingga total insentif yang diberikan menjadi Rp280 triliun.
"Sehingga secara keseluruhan kenapa kami masih yakin bahwa pertumbuhan kredit tahun ini 11 persen. Pertumbuhan kredit itu masih bisa tercapai dengan tambahan likuiditas," kata dia lebih lanjut."Dan bagi bank-bank yang menyerukan kredit bisa menggunakan SBN-nya untuk repo kepada BI dan kepada pasar," sambung Perry.7
Komentar