Tangkal Pengaruh Negatif Teknologi di Rumah Tangga
Keluarga dr Ketut Wenten, warga Kelurahan Banyuning, Kamis (3/8) mendapatkan kunjungan istimewa dari tim penilai Keluarga Sakinah, tingkat Provinsi.
Penilaian Keluarga Sakinah Tingkat Provinsi
SINGARAJA, NusaBali
Dalam ajang bergengsi yang dilaksanakan setiap setahun sekali oleh Kementerian Agama RI, disebut merupakan upaya untuk menangkal pengaruh negatif dari teknologi yang ada saat ini.
Ketua Tim Penilai Keluarga Sakinah tingkat Provinsi I Made Jendra mengatakan bahwa keluarga Sakinah yang dimaksudkan adalah satu keluarga yang bahagia dan sejahtera. Namun keyataannya saat ini banyak berkembang di kehidupan nyata, kehancuran pernikahan yang berakhir pada perceraian sangat tinggi. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kecanggihan teknologi.
“Sekarang banyak kita lihat dalam satu keluarga sibuk dengan HP-nya masing-masing, sehingga tidak ada komunikasi yang bak dalam keluarga itu. Nah lomba ini adalah salah satu upaya untuk mengembalikan komunikasi yang intens untuk keutuhan berkeluarga,” katanya yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang urusan Agama Hindu Kanwil Kemenag Bali.
Ia pun berharap ke depannya setiap desa pakraman yang ada memiliki satu contoh keluarga sakinah. Sehingga dapat dicontoh masyarakat luas.
Dalam penilaian duta masing-masing kabupaten akan dilihat keluarga mana yang memiliki hubungan dan komunikasi bagus yang benar-benar dilakukan dalam kesehariannya. Penilaian Keluarga Sakinah tingkat provinsi ini pun dilakukan secara maraton di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Bali
Sementara itu Kasubag TU Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, Gede Sumarawan, mengatakan kesiapan kabupaten Buleleng dalam mengikuti lomba Keluarga Sakinah setiap tahunnya memang sudah dilakukan. Sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan seleksi kepada sembilan kandidat Keluarga Sakinah dari sembilan kecamatan. Sehingga yang terbaik diputuskan untuk mewakili Buleleng di tingkat provinsi dan berlanjut ke nasional jika berjaya sebagai juara I di tingkat provinsi.
“Persiapannya sudah kami lakukan jauh-jauh hari. Bahkan dr Wenten adalah pemenang tahun 2016 lalu. yang terpenting bagi kami di Kemenag, bagaimana lomba ini nanti dapat memberikan vibrasi kepada masyarakat luar untuk hidup sebagai keluarga sakinah yakni keluarga yang bahagia dan sejahtera,” katanya.
Dr Ketut Wenten sebagai perwakilan Kabupaten Buleleng pun mengaku tidak memasang target. Ia bersama istrinya Made Widiati dan empat orang putranya hanya melakukan swadarma sebagai umat Hindu dalam berkeluarga yang baik. Berusaha menjalankan kewajiban sebagai kepala keluarga yang selalu membina dan mendampingi istri dan anak-anaknya ke arah yang baik.*k23
Komentar