World Water Forum Jadi Berkah Perajin Penjor Hias
DENPASAR, NusaBali.com - Pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024 mendatang membawa angin segar bagi para perajin penjor hias di Pulau Dewata. Kembalinya penjor menghiasi jalanan untuk menyambut delegasi WWF menjadi berkah bagi mereka, termasuk I Ketut Putra Ambara (Tut Petruk), pemilik usaha dekorasi di Banjar Dangin Tangluk Kesiman, Denpasar.
Tut Petruk mengaku mendapat rezeki nomplok dengan adanya WWF. Ia dipercaya untuk membuat 50 buah penjor berukuran 7-8 meter untuk memeriahkan acara yang akan menyedot 30.000 hingga 50.000 peserta dari seluruh dunia tersebut.
"WWF jadi berkah kalangan pengusaha penjor khususnya. Kebetulan dalam kegiatan ini saya menggarap 50 penjor berukuran 7-8 meter dalam mendukung WWF," ujar Tut Petruk yang sehari-hari juga menjadi kepala lingkungan di Banjar Dangin Tangkluk.
Menurutnya, pembuatan penjor ini tidak hanya semata-mata bisnis, melainkan juga menjadi ajang pelestarian seni, budaya, adat, dan tradisi Bali.
Sejak seminggu lalu, penjor-penjor mulai digarap. Awalnya, ia mengerjakan hiasan penjor di rumah, lalu perakitan dikerjakan di Banjar Dangin Tangluk Kesiman bersama rekan-rekan ST Dharma Puspita.
"Adanya kegiatan ini tidaklah semata-mata menjadi ajang bisnis atau mencari keuntungan akan tetapi memberikan dampak positif bagi ST khususnya dalam melestarikan seni, budaya,adat dan tradisi di Bali dalam membuat Penjor tentunya kreativitas ST di sini digali seluruh ide, inovasi, dan tenaga mereka keluarkan dalam pembuatan Penjor ini. Tentunya mereka sangat semangat dalam mengerjakan penjor-penjor ini," jelas Tut Petruk.
Tut Petruk mengaku sebelumnya hanya membuat penjor Galungan setiap 6 bulan sekali dan pernah membuat 8-10 penjor besar untuk G20. Namun, dengan adanya WWF, ia mendapat kesempatan untuk membuat penjor dalam jumlah yang lebih banyak.
"Untuk penjor kal ini kami anggarkan kisaran Rp 800 ribu hingga Rp 1 jutaan. Pengerjaan penjor kali ini pun tidak memaksakan rekan ST karena mereka ada yang bekerja, sekolah dan kegiatan lainnya. Pengerjaan ini dilakukan dari siang-malam tergantung situasi dan kondisi rekan-rekan ST," tambahnya.
Tut Petruk berharap kegiatan besar seperti WWF dapat terus diadakan di Bali untuk membangkitkan UMKM lokal dan menggerakkan SDM dan ekonomi di Pulau Dewata.
"Adanya kegiatan WWF sangatlah memberikan dampak besar bagi Bali. Dimana sebelumnya dapat kita lihat ketika pandemi Covid-19 seluruh elemen mati, akan tetapi semenjak adanya kegiatan event besar di Bali semua kembali terlihat hidup. Dari segi pengusaha khususnya pengusaha penjor kegiatan memberikan berkah dan manfaat positif bagi anak muda, selain itu harapan saya semoga adanya kegiatan kegiatan besar yang di adakan di pulau Dewata Bali ini dapat menggerakkan SDM , UMKM dan ekonomi agar mampu sejalan dengan program pemerintah yakni membangkitkan UMKM lokalan bali," pungkasnya.
World Water Forum menjadi momen penting bagi para pengusaha penjor di Bali untuk menunjukkan keahlian dan kreativitas mereka dalam melestarikan budaya Bali. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan membangkitkan UMKM di Bali.
Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Ni Putu Riyastiti mengatakan, Pemkot Denpasar akan membuat 310 buah penjor untuk memeriahkan pelaksanaan WWF. Pemasangan penjor ini berjarak 100 meter kanan kiri jalan sepanjang jalan dari pintu keluar tol, Bypass Ngurah Rai, hingga Hotel The Meru Sanur yang akan menjadi venue pembukaan WWF nanti. *m03
Komentar