Komisi IX DPR RI Kunjungi RSD Mangusada Badung
MANGUPURA, NusaBali - Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mendampingi kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada Kabupaten Badung, Sabtu (11/5).
Kunjungan Komisi IX yang membidangi Kesehatan, Ketenagakerjaan, BP2MI, Badan POM, BKKBN, BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan ini untuk melihat kemajuan pelayanan dan penanganan kesehatan yang ada di Kabupaten Badung.
Kunjungan kerja Komisi IX DPR RI yang berjumlah 20 orang itu dipimpin oleh Hj Dewi Asmara, Murti Utami, sedangkan perwakilan Kemenkes di antaranya Yanti Herman, dan Ni Made Diah Permata Laksmi. Sementara turut menerima rombongan di antaranya Dirut RSD Mangusada I Wayan Darta, Kadis Kesehatan Badung dr Made Padma Puspita dan OPD terkait di lingkup Pemkab Badung.
Bupati Giri Prasta mengucapkan selamat datang dan berterima kasih atas kedatangan Komisi IX DPR RI ke Kabupaten Badung. Bupati Giri Prasta mengungkapkan bahwa kesehatan merupakan salah satu skala prioritas pembangunan Kabupaten Badung. Secara umum, Bupati Giri Prasta menjelaskan ada lima bidang yang menjadi skala prioritas di Kabupaten Badung. Pertama, yakni pangan, sandang dan papan. Kedua, pendidikan dan kesehatan. Ketiga, jaminan sosial dan tenaga kerja. Keempat, adat agama, tradisi, seni dan budaya. Kelima, pariwisata lengkap dengan infrastrukturnya.
“Khusus untuk kesehatan, kami mengikuti program nasional yakni Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan kartu KIS (Kartu Indonesia Sehat). Dan seizin BPJS Kapitasi, kami terima kasih sekali bahwa dengan Universal Health Coverage (UHC), Badung bisa dijadikan role model untuk tingkat nasional, karena kami tercover sampai 100 persen,” ujar Bupati Giri Prasta.
Bupati Giri Prasta melanjutkan, Badung juga membangun rumah sakit di setiap kecamatan, bahkan rumah sakit rehabilitasi, sehingga setiap kecamatan menjadi filter pertama, dan apabila tidak bisa ditangani, barulah dirujuk ke RSD Mangusada. “Kami juga memiliki rumah sakit berjalan (keliling) yang kita kenal Pap smear (keliling) untuk ibu-ibu, bahkan untuk anak-anak sekolah. Kami juga mempunyai pelayanan sampai ke rumah,” jelas Bupati Giri Prasta sembari menyampaikan bahwa untuk di Kabupaten Badung angka stunting sangat kecil berada di angka 6 persen.
Bupati Giri Prasta juga berterima kasih dengan Kementerian Kesehatan dan BPJS Kapitasi bahkan undang-undang terbaru bahwa pasien tidak boleh ditolak oleh rumah sakit dan tidak boleh ditolak oleh puskesmas. Untuk di Badung, katanya, tidak hanya 100 persen UHC, namun juga memberikan tanggungan di luar yang ditanggung oleh JKN-KIS.
“Contohnya salah satu ada sakit panggul patah, BPJS kesehatan dari JKN-nya hanya memberi tanggungan Rp 30 juta, di sisi lain kebutuhannya adalah Rp 65 juta. Maka kami di Kabupaten Badung juga menalangi untuk itu, jadi masyarakat tidak perlu membayar lagi. Kalau itu ditolak masyarakat yang marah, dan kalau itu dilakukan puskesmas atau rumah sakit yang rugi. Jadi solusi-solusi inilah yang kami butuhkan nanti dari bapak/ibu Kementerian Kesehatan, kami berikhtiar dan kami berjanji, astungkara kebutuhan kesehatan masyarakat khususnya di Kabupaten Badung ini tercover 100 persen,” kata Bupati Giri Prasta.
Sementara itu, Hj Dewi Asmara mengatakan, kunjungan ke RSD Mangusada bertujuan ingin melihat kemajuan-kemajuan pelayanan dan penangan kesehatan di Kabupaten Badung. Dia mengatakan, program BPJS di Kabupaten Badung sudah berjalan baik, bahkan sudah sangat optimal. “Terutama bagi mereka yang belum ada kartu atau kartunya belum aktif, tiba-tiba katakanlah berhenti, maka melalui APBD mereka langsung switch. Jadi, di sini ada program BPJS plus-plus. Jadi semua masalah kalau ada kendala langsung di take over dengan Pemda setempat melalui APBD kesehatannya,” katanya.
“Dan kami setelah melihat rumah sakitnya sangat bagus sekali dan punya potensi ke depan terutama tentang medical tourism khususnya untuk geriatri. Artinya banyak turis-turis yang usia lanjut di negaranya, saat musim dingin justru ingin libur ke Bali, dan itu juga menjadi alasan untuk membuka Medical Tourism Geriatri,” imbuhnya.
Dewi melanjutkan, ini adalah salah satu model contoh yang diharapkan melalui Kemenkes bisa menjadi role model untuk Medical Tourism Geriatri dan Badung sudah melaksanakan program-program baru, baik untuk pasien-pasien jantung bahkan narkoba. “Mereka juga melayani tapi tidak semua langsung di sini, tetapi melalui rumah sakit yang ada di setiap kecamatan. Kalau tidak salah ada 7 rumah sakit pratama untuk menampung supaya tidak terjadi ledakan. Dan dari 275 tempat tidur, alhamdulillah BOR-nya sudah 90 persen,” katanya. @ ind
Komentar