Hadirkan Pameran Seni ‘Culmination’
Sawidji dan Santrian Art Gallery
Pameran ini memajang beragam karya seni dari seniman-seniman lokal hingga mancanegara
DENPASAR, NusaBali
Sawidji dan Santrian Art Gallery hadirkan Pameran Seni ‘Culmination’, sebuah perayaan seni yang hadir di Santrian Art Gallery, Jalan Danau Tamblingan No.47, Sanur, Denpasar Selatan. Pameran ini berlangsung 10 Mei hingga 29 Juni 2024.
Kurator sekaligus pemilik Sawidji Gallery, Dian Dewi Reick atau Mrs Sawidji, menjelaskan bahwa tema perhelatan seni ini, yang berjudul ‘Puncak’, mengacu pada momen paling tinggi dalam suatu proses pengembangan atau kemajuan. "Puncak sering kali melambangkan titik harmoni dan positif, terutama di tengah kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di seluruh dunia saat ini," ujarnya saat ditemui di pembukaan pameran, Jumat (10/5) sekitar pukul 20.00 wita.
“Pameran ini juga menampilkan kolaborasi seniman dari berbagai belahan dunia, menyertakan dari 11 karya sastra, 9 berupa puisi karya Eda Ocak (Turki), Shio Senda (Jepang), Mas Ruscitadewi, Made Adnyana Ole, Sonia Piscayanti, Arya Ngurah Dimas, Wini Hartini, Agung Gede Putra, dan Darma Putra. Serta prosa karya Nandini Kharisma (India), Bradun Spars (As), penggiat seni rupa, foto, grafis dan film yang tergabung dalam kegiatan ini berupaya untuk membaca sastra sebagai salah satu bentuk kolaborasi dan juga karya yang berbahasa Inggris maupun Indonesia yang disalin dan digunakan di atas daun lontar dengan aksara Bali,” jelasnya.
Dalam acara pembukaan pameran ini menampilkan drama monolong berjudul ‘Ratna Manggali’ serta pemotongan pita oleh seorang arsitek dan budayawan terkemuka, Popo Danes, sebagai tanda resmi dibukanya pameran.
Pameran ini memamerkan beragam karya seni dan lukisan dari seniman-seniman lokal dan mancanegara, yang menghiasi ruang Art Gallery Santrian Sanur. Karya-karya seperti ‘Mistical Witness’ karya seniman I Wayan Sujana Suklu dari Klungkung, serta karya-karya lainnya seperti ‘Carut Marut’ oleh Agus Kama Loedin dan ‘The Restrooektive Lady’ oleh David Hopkins, memukau para pengunjung dengan keindahan dan keberagaman.
Antusiasme para pengunjung, terutama dari kalangan WNA, pecinta seni, sastra, serta tokoh budaya dan pakar seni, menjadi bukti nyata akan keberhasilan pameran ini. Mereka tidak hanya menyaksikan karya-karya yang dipamerkan, tetapi juga terlibat dalam diskusi dan kolaborasi seni yang terus berkembang.
Salah satu peserta pameran, I Wayan Sujana Suklu, 53, menyatakan acara ini tidak hanya sekadar pameran, tetapi juga merupakan sebuah kolaborasi yang mempromosikan empati, kesatuan, dan partisipasi dalam seni, yang dikenal dengan istilah artha part. Tujuannya adalah untuk menggugah pengunjung agar terlibat dalam wacana seni yang terus berkembang, dan diharapkan bahwa melalui kolaborasi dan kegiatan yang ditampilkan dalam acara ini, spektrum seni akan terus meluas.
“Kedepannya, rencananya akan ada sesi talk bersama seniman, workshop, serta kolaborasi dengan audiens atau penonton. Hal ini menandakan bahwa tema besar dari pameran ini adalah untuk menggerakkan seni agar dapat menjadi bagian dari budaya yang mendorong empati dan persatuan di dalam masyarakat. Partisipan dari berbagai latar belakang disambut dalam acara ini, mulai dari sastrawan, fotografer, perupa, hingga pelaku seni teater dan performance,” beber Wayan Sujana Suklu.7 cr79
Komentar