Pamangku dan Turis Diduga Bersitegang di Pura Tirta Empul
Pura Tirta Empul
Pamangku
Bendesa Adat Manukaya
I Made Mawi
Kapolsek Tampaksiring
AKP I Putu Agus Adi Wijaya
Hasil lidik kepolisian, terungkap pamangku berniat baik menegur wisatawan asing karena ingin naik ke pura.
GIANYAR, NusaBali
Video perdebatan antara pamangku dengan seorang turis asal India di Pura Tirta Empul Tampaksiring beredar luas di media sosial, Senin (13/5). Dalam perdebatan itu terdengar selisih paham tentang tempat persembahyangan. Diduga turis India ini ingin melakukan persembahyangan di suatu tempat yang oleh pamangku tidak diperkenankan. Beberapa kali pamangku terdengar mengucapkan imbauan agar turis itu sembahyang di tempat yang disediakan. “But, in there,” jelas pamangku sambil menunjukkan tempat yang biasa digunakan untuk sembahyang.
Belum diketahui secara pasti duduk persoalan antara pamangku dengan turis tersebut. Bendesa Adat Manukaya I Made Mawi mengaku sudah melihat video yang viral itu. Namun dia tidak mengetahui secara pasti kejadiannya. “Saya tidak tahu, katanya sih ada viral, saya tidak diberitahu, benar tiang lihat videonya di online,” ujar Mawi saat dikonfirmasi. Guna menjaga kondusifitas di area pura maupun tempat malukat yang sepanjang hari dipadati turis, Mawi mengaku sudah mewanti-wanti petugas untuk berjaga dengan baik. “Saya sudah wanti-wanti untuk berjaga dengan baik ke petugas, ini saya lagi koordinasi dengan kapolsek,” terangnya.
Kapolsek Tampaksiring AKP I Putu Agus Adi Wijaya mengatakan kejadian ini masih dalam penyelidikan polisi. “Kami masih lidik. Masih mengumpulkan keterangan pamangku di Pura Tirta Empul,” terangnya. AKP Agus Adi menambahkan, dari hasil lidik terungkap bahwa pamangku berniat baik menegur wisatawan asing asal India karena ingin naik ke pura. “Oknum WNA India itu mengaku kaum Brahmana di India dan berhak naik ke pura, akan tetapi pamangku di Tirta Empul tidak memperbolehkan karena tidak sesuai aturan di pura. Kasus sudah selesai,” ujar AKP Agus Adi.
Postingan video viral ini pun mendapat beragam tanggapan dari warganet. Komentar yang disampaikan cenderung berpihak kepada pamangku yang menjalankan swadharmanya. Menurut warganet, oknum turis yang salah karena memaksakan diri melakukan persembahyangan sesuai caranya di tempat orang lain. Harusnya, turis mengikuti tata cara di Pura Tirta Empul. “Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung, ikuti aturan setempat. Seperti halnya kami kemarin sembahyang ke Tirta Empul, disarankan petugas untuk mengikat rambut, kami taati bahkan disediakan karet untuk mengikat rambut. Kita sembahyang mencari kedamaian bukan berdebat,” tulis salah satu akun. 7 nvi
1
Komentar