nusabali

Perumda Pangan Kalah Saing dengan Tengkulak

  • www.nusabali.com-perumda-pangan-kalah-saing-dengan-tengkulak

Butuh dukungan perbankan untuk memberikan kredit dengan bunga rendah

DENPASAR, NusaBali
Kemampuan permodalan yang terbatas, menyebabkan perusahaan umum daerah pangan (Perumda Pangan) terancam kalah bersaing dengan tengkulak bermodal besar, dalam menyerap produksi gabah.

Kondisi tersebut selalu terjadi setiap musim panen, ketika stok gabah melimpah. Padahal saat panen, apalagi panen raya, merupakan kesempatan bagi perumda pangan untuk mendapatkan bahan baku yakni gabah dengan harga lebih murah.

“Namun karena permodalan kecil, perumda belum bisa maksimal memanfaatkan moment panen raya,” ujar Ketua Paiketan Perumda Pangan Se-Bali, Kompyang Pasek Weda, Senin(13/5).

Dia pun terang- terangan mengakui, karena kemampuan permodalan yang terbatas itulah, perumda pangan sering kalah saing dengan tengkulak atau pengusaha dalam membeli gabah petani.

“Pengusaha maupun tengkulak mampu  membeli gabah dengan harga yang lebih tinggi,” ungkapnya.

“Misalnya  lebih mahal Rp100 perkilo,  petani tentu cenderung  akan menjual gabahnya kepada tengkulak, ketimbang ke perumda,” papar Kompyang yang juga Dirut Perumda Pangan Darma Santika, Kabupaten Tabanan.

Dia kemudian memberi gambaran. Misalnya jika  kapasitas perumda pangan 300 ton perbulan, perlu gabah 600 ton. Atau 2.400 ton masa panen, dalam rentang waktu 3 bulan. Kalau harga gabah misalnya Rp5.000 perkilo, maka perumda butuh sekitar Rp12 miliar untuk pembelian gabah.

“Karena modal kecil, bagi perumda jumlah Rp12 miliar itu besar,”  katanya. Namun sebaliknya, nilai nominal tersebut bukan hal yang sulit bagi pengusaha besar.

Karena alasan itulah, kata Kompyang Pasek Weda, perumda pangan  mendukung dan berharap, kalau ada pihak perbankan yang memiliki program untuk mendukung kemampuan permodalan perumda pangan.

“Barangkali bisa membantu memberikan kredit dengan bunga yang lebih rendah, itu sangat diharapkan perumda,” lanjutnya.

Dengan bantuan permodalan kredit yang lebih besar, perumda pangan kata Kompyang Pasek Weda, bisa menjadi off taker atau pengumpul hasil produksi bagi petani, baik pendampingan dan akhirnya menyerap hasil produksi petani.

“Harapannya kemampuan dan kapasitas perumda meningkat terus,” ujar Kompyang Pasek Weda. K17.

Komentar