Dari Tum Bongkol hingga Jukut Buangit Khas Sawan
Tum Bongkol adalah masakan berupa pepesan dengan bahan utama pangkal batang Pisang Batu yang dicicang, kemudian diolah dengan campuran daging babi cincang
Kuliner Tradisional Khas Bali Utara Ditampilkan di Buleleng Festival V 2017
SINGARAJA, NusaBali
Masing-masing kecamatan se-Buleleng menyajikan makanan khas tradisional Bali Utara dalam Buleleng Festival (Bulfest) V 2017 yang berlangsung 5 hari, 2-6 Agustus. Mulai dari Tum Bongkol khas Kecamatan Banjar hingga Jukut Buangit khas Kecamatan Sawan.
Dari 9 kecamatan yang ada di Buleleng, hanya Kecamatan Gerokgak yang tidak berpartisipasi menampilkan kuliner tradisional mereka dalam Bulfest V 2017. Sedangkan 8 kawasan lainnya, semua berpartisipasi menyajikan masakan tradisional khas mereka, yakni Kecamatan Tejakula, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan, Kecamatan Buleleng, Kecamatan Sukasada, Kecamatan Banjar, Kecamatan Seririt, danm Kecamatan Busungbiu.
Sajian kuliner tradisional dari 8 kecamatan ini berjejer di tenda-tenda khusus yang terpusat di sepanjang Jalan Veteran Singaraja. Total ada 55 stand kuliner yang disediakan. Selain menampilkan makanan tradisional khas dari semua kecamatan, panitia juga memberdayakan pedagang makanan khas lainnya untuk berpartisipasi. Pantauan NusaBali, pusat kuliner dalam Bulfest V 2017 ini dibuka setiap harinya dibuka selama 12 jam, mulai pagi pukul 10.00 Wita hingga malam sekitar pukul 22.00 Wita.
Dari sembilan kecamatan yang ada (kecuali Kecamatan Gerokgak), panitia mewajibkan mereka untuk menampilkan kuliner tradisional khas di wilayahnya masing-masing. Sedangkan pedagang di luar stand kecamatan, diberikan keleluasaan untuk menampilkan jenis makanan andalannya.
“Sesuai tema yang diangkat tahun ini yakni ‘Power of Buleleng’, maka kuliner yang ditampilkan adalah potensi yang menjadi kekuatan dari masing-masing kecamatan di Buleleng,” ungkap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Buleleng, I Ketut Suparto, kepada NusaBali di Singaraja, Kamis (3/8) lalu.
Dalam Bulfest V 2017, jenis makanan tradisional khas masing-masing kecamatan yang ditampilkan, cukup beragam. Stand Kecamatan Banjar, misalnya, menampilkan kuliner tradisional Tum Bongkol sebagai andalannya. Tum Bongkol ini berupa pepesan dengan bahan utama pangkal batang Pisang Batu yang dicicang, kemudian diolah dengan campuran daging babi cincang. Ini buat pertama kalinya Tum Bongkol disajikan dalam ajang Bulfest.
Sayangnya, ketika NusaBali mengunjungi Stand Kecamatan Banjar, Kamis siang, jenis kuliner Tum Bongkol ini sudah habis. Tum Bongkol itu sendiri dijual seharga Rp 2.000 per bungkus kecil. “Karena baru pertama kali, saya tidak banyak membuat Tum Bongkol. Tapi, tadi pagi jam 10 sudah habis. Ternyata peminatnya cukup banyak, karena memang resanya beda,” ungkap pembuat dan penjaga stand Tum Bo-ngkot, Made Mudiasa.
Lain lagi Stand Kuliner Kecamatan Sawan. Di sini disajikan kuliner khas Jukut Buangit dan Palem, yang dijual terpisah. Jukut Buangi dijual seharga Rp 5.000 per porsi, semntara Palem dijual Rp 2.000 per porsi.
Jukut Buangit ini semacam sayur berkuah dengan bahan dasar Daun Buangit, yang diolah secara khusus menggunakan kupasan kulit pohon Kelor, agar rasa pahitnya hilang. Biasanya, Jukut Buangit dihidangkan hanya dengan cabe dan garam. Namun, untuk tambahan menu, bisa dicampur Palem, sejenis pepesan dengan bahan utama udang kecil dan kelapa parut yang sudah dikasi bumbu, kemudian dibungkus kecil dengan daun Pohon Se. Bisa juga dicampur dengan Pesan Telegis yang dibuat dari sisa santan pembuatan minyak kelapa.
“Jukut Buangit ini sebenarnya sudah sejak lama ada. Tapi, sekarang tidak banyak yang menjualnya, mungkin karena susah mencari bahan dasarnya,” ungkap Desak Ariyoni, penjaga Stand Kuliner Kecamatan Sawan.
Sementara itu, Pusat Kuliner di Bulfest V 2017 juga menyajikan menu khas lainnya, seperti makanan Suweg. Bahan dasar makanan Suweg adalah umbi Suweg. Makanan Suweg ini menjadi andalan Stand Kuliner Kecamatan Kecamatan Kubutambahan.
Konon, makanan Suweg berasal dari Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan. “Memang jarang ada makanan Suweg, karena panen musiman. Kalau musim hujan, jarang ada panen umbi Suweg. Bulan Agustus ini sudah terakhir panen, tapi jarang ada karena musim hujan yang telalu panjang,” cerita Luh Sriwasih, penjaga Stand Kuliner Kecamatan Kubutambahan.
Selain menu khas tersebut, dalam Bulfest V 2017 ini juga ditampilkan masakan tradisional khas Buleleng lainnya yang sudah cukup terkenal. Misalnya, menu makanan Blayag, Serapah khas Kecamatan Buleleng, Bubur Mengguh khas Kecamatan Tejakula, dan olahan daging Kerbau khas dari Kecamatan Seririt. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Masing-masing kecamatan se-Buleleng menyajikan makanan khas tradisional Bali Utara dalam Buleleng Festival (Bulfest) V 2017 yang berlangsung 5 hari, 2-6 Agustus. Mulai dari Tum Bongkol khas Kecamatan Banjar hingga Jukut Buangit khas Kecamatan Sawan.
Dari 9 kecamatan yang ada di Buleleng, hanya Kecamatan Gerokgak yang tidak berpartisipasi menampilkan kuliner tradisional mereka dalam Bulfest V 2017. Sedangkan 8 kawasan lainnya, semua berpartisipasi menyajikan masakan tradisional khas mereka, yakni Kecamatan Tejakula, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan, Kecamatan Buleleng, Kecamatan Sukasada, Kecamatan Banjar, Kecamatan Seririt, danm Kecamatan Busungbiu.
Sajian kuliner tradisional dari 8 kecamatan ini berjejer di tenda-tenda khusus yang terpusat di sepanjang Jalan Veteran Singaraja. Total ada 55 stand kuliner yang disediakan. Selain menampilkan makanan tradisional khas dari semua kecamatan, panitia juga memberdayakan pedagang makanan khas lainnya untuk berpartisipasi. Pantauan NusaBali, pusat kuliner dalam Bulfest V 2017 ini dibuka setiap harinya dibuka selama 12 jam, mulai pagi pukul 10.00 Wita hingga malam sekitar pukul 22.00 Wita.
Dari sembilan kecamatan yang ada (kecuali Kecamatan Gerokgak), panitia mewajibkan mereka untuk menampilkan kuliner tradisional khas di wilayahnya masing-masing. Sedangkan pedagang di luar stand kecamatan, diberikan keleluasaan untuk menampilkan jenis makanan andalannya.
“Sesuai tema yang diangkat tahun ini yakni ‘Power of Buleleng’, maka kuliner yang ditampilkan adalah potensi yang menjadi kekuatan dari masing-masing kecamatan di Buleleng,” ungkap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Buleleng, I Ketut Suparto, kepada NusaBali di Singaraja, Kamis (3/8) lalu.
Dalam Bulfest V 2017, jenis makanan tradisional khas masing-masing kecamatan yang ditampilkan, cukup beragam. Stand Kecamatan Banjar, misalnya, menampilkan kuliner tradisional Tum Bongkol sebagai andalannya. Tum Bongkol ini berupa pepesan dengan bahan utama pangkal batang Pisang Batu yang dicicang, kemudian diolah dengan campuran daging babi cincang. Ini buat pertama kalinya Tum Bongkol disajikan dalam ajang Bulfest.
Sayangnya, ketika NusaBali mengunjungi Stand Kecamatan Banjar, Kamis siang, jenis kuliner Tum Bongkol ini sudah habis. Tum Bongkol itu sendiri dijual seharga Rp 2.000 per bungkus kecil. “Karena baru pertama kali, saya tidak banyak membuat Tum Bongkol. Tapi, tadi pagi jam 10 sudah habis. Ternyata peminatnya cukup banyak, karena memang resanya beda,” ungkap pembuat dan penjaga stand Tum Bo-ngkot, Made Mudiasa.
Lain lagi Stand Kuliner Kecamatan Sawan. Di sini disajikan kuliner khas Jukut Buangit dan Palem, yang dijual terpisah. Jukut Buangi dijual seharga Rp 5.000 per porsi, semntara Palem dijual Rp 2.000 per porsi.
Jukut Buangit ini semacam sayur berkuah dengan bahan dasar Daun Buangit, yang diolah secara khusus menggunakan kupasan kulit pohon Kelor, agar rasa pahitnya hilang. Biasanya, Jukut Buangit dihidangkan hanya dengan cabe dan garam. Namun, untuk tambahan menu, bisa dicampur Palem, sejenis pepesan dengan bahan utama udang kecil dan kelapa parut yang sudah dikasi bumbu, kemudian dibungkus kecil dengan daun Pohon Se. Bisa juga dicampur dengan Pesan Telegis yang dibuat dari sisa santan pembuatan minyak kelapa.
“Jukut Buangit ini sebenarnya sudah sejak lama ada. Tapi, sekarang tidak banyak yang menjualnya, mungkin karena susah mencari bahan dasarnya,” ungkap Desak Ariyoni, penjaga Stand Kuliner Kecamatan Sawan.
Sementara itu, Pusat Kuliner di Bulfest V 2017 juga menyajikan menu khas lainnya, seperti makanan Suweg. Bahan dasar makanan Suweg adalah umbi Suweg. Makanan Suweg ini menjadi andalan Stand Kuliner Kecamatan Kecamatan Kubutambahan.
Konon, makanan Suweg berasal dari Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan. “Memang jarang ada makanan Suweg, karena panen musiman. Kalau musim hujan, jarang ada panen umbi Suweg. Bulan Agustus ini sudah terakhir panen, tapi jarang ada karena musim hujan yang telalu panjang,” cerita Luh Sriwasih, penjaga Stand Kuliner Kecamatan Kubutambahan.
Selain menu khas tersebut, dalam Bulfest V 2017 ini juga ditampilkan masakan tradisional khas Buleleng lainnya yang sudah cukup terkenal. Misalnya, menu makanan Blayag, Serapah khas Kecamatan Buleleng, Bubur Mengguh khas Kecamatan Tejakula, dan olahan daging Kerbau khas dari Kecamatan Seririt. *k19
Komentar