Viral Aksi Tiga Pria Rebutan Sesari Banten
Di Pantai Siyut-Gianyar, Dipastikan Bukan Warga Setempat
GIANYAR, NusaBali - Aksi tiga pria rebutan sesari banten viral di media sosial (Medsos) dan mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan. Setelah ditelusuri tiga sosok pria yang terekam kamera saat sedang rebutan sesari banten itu ternyata lokasinya di Pantai Siyut, Desa Tulikup, Kecamatan/Kabupaten Gianyar.
Aksi mereka pun membuat resah karena seolah tidak menghormati umat Hindu yang melakukan persembahyangan saat itu.
Demi rebutan sesari, tiga pria itu tampak beringas mengobrak-abrik banten yang masih berjejer rapi di atas asagan. Bahkan mereka menutup wajahnya dengan baju yang dikenakan. Mirisnya lagi, mereka sampai menaiki asagan yang cukup tinggi.
Diketahui bahwa krama yang melakukan persembahyangan tersebut berasal dari Banjar/Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli dalam prosesi Nganyut ke Segara Siyut. Pamedek yang hadir saat itu tampak tak bisa berbuat banyak, apalagi melarang.
Perbekel Tulikup, I Made Ardika saat dikonfirmasi, Rabu (15/5) membenarkan postingan video viral rebutan sesari itu terjadi di wilayah Pantai Siyut dalam sebuah prosesi Nganyut. Setelah dilakukan penelusuran, Perbekel Ardika memastikan oknum pemuda yang rebutan sesari tersebut bukan warga lokal. "Inggih, tapi oknum itu warga luar Desa Tulikup," tegasnya.
Hal senada diungkapkan Bendesa Adat Tulikup Kelod, I Nyoman Sukara bahwa aksi megarang atau rebutan sesari itu dilakukan oleh oknum luar desa. "Sepengetahuan kami dari dulu memang tidak pernah ada krama kami yang megarang sesari saat Nganyut maupun Melasti. Tidak pernah. Itu sepertinya orang luar desa," tegasnya.
Sebagai upaya tindak lanjut, Desa Adat melalui Pecalang sudah melakukan penelusuran dan pendekatan kepada tiga orang pria yang diduga pelaku itu. "Sudah dikasih peringatan oleh Pecalang kami untuk tidak lagi mengulang-ulang perbuatannya yang sudah merusak citra Desa Tulikup, terutama Desa Adat Tulikup Kelod," terangnya. Kepada krama yang melakukan persembahyangan saat itu, Bendesa Nyoman Sukara pun menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanannya. "Kami pastikan hal serupa tidak terulang lagi di Pantai Siyut," tegasnya.
Terpisah Tokoh masyarakat Banjar Jehem, I Nyoman Dacin saat dikonfirmasi membenarkan kejadian pada, Minggu (12/5). Ketika itu, krama Jehem melaksanakam prosesi Nganyut Puspa serangkaian upacara peroras di Pantai Siyut. "Saat ini krama menghaturkan bakti dan kami melakukan persembahyangan di sana," jelas Dacin, Rabu kemarin. Kemudian datang beberapa orang dengan penutup wajah dan melakukan tindakan seperti yang tersebar dalam video. Saat itu, krama ada yang mencoba menegur namun tidak direspon. "Saat diteriaki masih juga mereka berulah," ujarnya. Atas kejadian tersebut, krama tidak bisa berbuat banyak. Diharapkan kejadian serupa tidak terulang demi kenyamanan dan keamanan umat saat laksanakan upacara. 7 nvi, esa
Komentar