Disdik Denpasar Siapkan ‘Silabu Manis’
Tindak Pelaku Perundungan di Lingkungan Sekolah
Wiratama menyebutkan ada banyak model bullying di sekolah. Salah satunya adalah memanggil siswa dengan menyebut nama orang tuanya maupun body shaming (mencela fisik seseorang,red)
DENPASAR, NusaBali - Dinas Pendidikan dan Kepemudaan Kota Denpasar melakukan langkah antisipasi terhadap kasus perundungan (bully) di lingkungan sekolah. Di mulai dari Sekolah Dasar (SD), akan diluncurkan aplikasi Sistem Lapor Bullying Manis alias ‘Silabu Manis’.
Sekolah Dasar di Denpasar akan meluncurkan program ‘Silabu Manis’ ini pada 4 Juni 2024 mendatang. Tujuannya, agar aksi-aksi bullying terhadap siswa di sekolah bisa mendapatkan penanganan tegas. “Sekolah SD di Denpasar akan segera melaunching aplikasi anti perundungan atau anti bullying. Aplikasi tersebut rencananya akan dilaunching pada 4 Juni 2024. Aplikasi anti bullying ini bernana Silabu Manis,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar, Anak Agung Gde Wiratama, Kamis (16/5).
Wiratama mengatakan, aplikasi ini terinspirasi dari aplikasi anti bullying yang telah diterapkan di SMPN 9 Denpasar. “Pelaksanaan launching dilakukan di SDN 11 Padangsambin pada 4 Juni ini,” jelas Wiratama.
Lewat aplikasi ini, siswa maupun orang tua bisa melapor jika terjadi bullying di lingkungan sekolah. Pelapor mengisi identitas diri dengan lengkap dan kerahasiaan data pelapor dijamin terjaga. “Nantinya kalau pelaksanaannya bagus, kami terapkan di semua SD di Denpasar,” tegas Wiratama.
Aplikasi ini akan efektif mencegah aksi bullying di sekolah. Diharapkan aplikasi ini dimiliki semua sekolah di Denpasar. “Ini adalah karya guru, karena memang kami harapkan setiap sekolah memiliki inovasi setiap tahunnya masing-masing satu inovasi,” ujar mantan Kabid Pendidikan SMP Disdikpora Kota Denpasar ini.
Sementara terkait dengan penanganan bullying secara umum, pihaknya telah membuat tim di setiap sekolah dan juga Dinas Pendidikan. Tim ini bahkan telah di buatkan Surat Keputusan baik di sekolah maupun di Dinas Pendidikan. “Kalau misalnya di tingkat sekolah tidak bisa ditangani, akan ditangani di Dinas,” beber Wiratama.
Wiratama menyebutkan ada banyak model bullying di sekolah. Salah satunya adalah memanggil siswa dengan menyebut nama orang tuanya. Model bully lainnya adalah dengan body shaming (mencela fisik seseorang,red).mis
Komentar