Demer Harap MLFF Bisa Segera Berjalan
Anggota Komisi VI DPR RI
Gede Sumarjaya Linggih
Multi Lane Free Flow (MLFF)
Proyek Strategis Nasional (PSN)
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)
JAKARTA, NusaBali - Anggota Komisi VI DPR RI dari daerah pemilihan Bali, Gede Sumarjaya Linggih (Demer) menyambut positif diterapkannya proyek sistem pembayaran tol nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dia berharap, proyek MLFF tersebut dapat segera berjalan tahun ini. Lantaran dengan diimplementasikannya MLFF memungkinkan pengguna tol tidak harus berhenti saat membayar di gardu tol. “Dengan begitu akan memberikan dampak ekonomi yang cukup besar. Khususnya, terkait dengan efisiensi biaya dan kelancaran baik arus penumpang maupun barang dan jasa,” ujar Demer dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/5).
Menurut pria dari Fraksi Golkar ini, setiap libur panjang Lebaran maupun akhir tahun, di sejumlah gardu tol selalu terjadi kemacetan yang menyita waktu. “Saat libur akhir tahun baru di Bali juga terjadi kemacetan parah di tol Bali. Bahkan, jalan-jalan di kota besar seperti Jakarta selalu macet di jam pulang dan pergi ke kantor yang salah satunya karena antrean di gerbang tol,” imbuh Demer.
Oleh karena itu, sudah saatnya Indonesia mengatasi persoalan tersebut. Sebab, jika dihitung kerugian ekonomi sebagai dampak dari kemacetan sangat besar. Bukan hanya waktu, tetapi juga berapa banyak bahan bakar minyak yang terbuang. Di Jakarta saja, menurut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kerugian akibat kemacetan mencapai Rp 65 triliun per tahun.
Belum lagi kerugian sosial, mulai dari polusi hingga berkurangnya waktu untuk bersama keluarga. “Sudah saatnya masalah ini diatasi dengan solusi yang applicable dan berkelanjutan, tidak bisa hanya situasional seperti misalnya pengaturan arus lalu lintas,” kata Demer.
MLFF sendiri merupakan metode pembayaran jalan tol yang memungkinkan pengguna jalan untuk melintasi gerbang tol tanpa perlu berhenti. Sistem ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS). Teknologi ini meliputi sistem-sistem seperti GPS untuk mengatur transaksi pembayaran. Dengan teknologi ini, transaksi dapat dilakukan melalui aplikasi CANTAS pada telepon pintar yang dibantu oleh satelit.
Dengan memanfaatkan teknologi satelit, sistem MLFF melakukan perhitungan otomatis tarif tol berdasarkan jarak yang ditempuh kendaraan sehingga mengeliminasi kebutuhan akan bilik tol fisik dan mengurangi kendaraan berhenti atau melambat di gerbang tol. Sistem MLFF sejak 12 Desember 2023 diujicobakan di Tol Bali Mandara oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Dalam rangka uji coba, peralatan pendukung MLFF telah terpasang di pintu tol. Uji coba tersebut berjalan baik dan rencananya sistem MLFF ini akan diterapkan bertahap. Mulai dari Tol Bali Mandara pada Oktober 2024 setelah memperhatikan kesiapan, kelengkapan infrastruktur, penegakan hukum dan kesiapan masyarakat.
Selama masa transisi, sistem yang digunakan adalah Single Line Free Flow dengan tetap menggunalan barrier. MLFF telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional non-APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Nomor 6 Tahun 2024. Proyek MLFF dilaksanakan menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha, dalam hal ini PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) dan merupakan investasi asing langsung (foreign direct invesment) dari Hungaria senilai 300 juta dolar AS (Rp 4,5 triliun). 7 k22
1
Komentar