Pesawat Latih Jatuh, Tiga Meninggal Dunia
JAKARTA, NusaBali - Sebuah pesawat latih jatuh di Jalan Lapangan Sunburst, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, pada Minggu (19/5) siang.Korban tiga orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
"Benar (ada pesawat jatuh). Korban tiga orang meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi ketika dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Minggu kemarin. Satu orang korban tergeletak di luar pesawat, sementara dua orang lainnya masih berada di dalam pesawat latih itu. "Polres Tangsel sedang melakukan pertolongan kepada korban dan mengamankan TKP," kata Ade Ary. Informasi yang diperoleh pesawat yang jatuh itu berjenis PK-IFP dengan tipe Cessna 172. "Last Contact 06.43 UTC (13.43 WIB) rute Tanjung Lesung - Pondok Cabe. Operator, Indonesia Flying Club," ucapnya.
Jubir Kementerian Perhubungan, Adita Irawati mengatakan pesawat yang jatuh itu dari Indonesia Flying Club. “Itu bukan pesawat (dari Sekolah Penerbangan) Curug, tapi Indonesia Flying Club,” katanya.
"Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah menerima laporan terkait Pesawat Cessna 2006 dengan nomor registrasi PK-IFP milik Indonesia Flying Club (Perkumpulan Penerbang Indonesia) yang jatuh di daerah BSD Tangerang," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dalam keterangannya diterima di Jakarta, Minggu kemarin.
Pesawat Cessna 2006 itu, kata dia, membawa tiga orang yang terdiri atas, yakni satu penerbang, satu teknisi (engineer) dan satu penumpang. "Saat ini masih dalam proses evakuasi di lokasi," katanya. Terkait penjelasan terperinci mengenai kecelakaan udara tersebut, kata dia, akan disampaikan lebih lanjut berkoordinasi dengan Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Inspektorat Penerbangan dari Ditjen Perhubungan Udara serta kepolisian setempat.
Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan dari Kepolisian melakukan evakuasi pesawat ringan dengan kode PK-IFP pasca terjatuh di Jalan Lapangan Sunburst, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, pada Minggu siang. Pantauan di lokasi tempat kejadian perkara, sejumlah petugas gabungan SAR dan TNI/Polri terlihat melakukan proses pemotongan badan pesawat sebagai upaya evakuasi terhadap korban jiwa.
Pada proses evakuasi itu petugas yang berada di lokasi pun langsung menutupi area terjatuhnya pesawat tersebut. Terlihat badan pesawat tersebut hancur hingga beberapa keping di lahan yang ditutupi oleh petugas. Pesawat itu berwarna putih dan bertuliskan PK-IFP di bagian sayap pesawat. Terlihat pula seorang korban yang ditutupi oleh kain berwarna hijau tergeletak di dekat bangkai pesawat yang jatuh itu.
Tiga orang korban meninggal dalam kecelakaan pesawat ringan PK-IFP itu selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta. Kapolres Tangsel AKBP Ibnu Bagus Santoso di Tangerang, Minggu mengatakan bahwa ketiga korban kecelakaan pesawat tersebut sudah dievakuasi ke Polri RS Kramat Jati untuk proses identifikasi.
"Ketiganya langsung kita larikan ke RS Kramatjati, Jakarta. Semua sudah berhasil dievakuasi," katanya. Ia menyebutkan, sebagian dari penumpang yang menjadi korban dalam musibah tersebut dipastikan telah meninggal dunia. Adapun dari ketiga korban itu, diketahui bernama Pulung Darmawan, warga Bandung Jawa Barat, Mayor Suanda (belum diketahui asal daerah), Farid (belum diketahui asal daerah). "Untuk sekarang kita akan serahkan ke KNKT melaksanakan identifikasi dari para korban," ujarnya.
Sedangkan Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Raden Said Sukanto (RS Polri) Kramat Jati masih menunggu persetujuan dari keluarga untuk mengotopsi tiga jenazah korban pesawat jatuh ini. "Karena itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri, termasuk Inafis Bareskrim Polri tengah bekerja untuk proses identifikasi dan pemeriksaan luar saja," kata Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Pol Hariyanto saat memberikan keterangan pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu malam.
Pemeriksaan luar itu dilakukan sambil menunggu persetujuan keluarga, apakah ketiga jenazah itu perlu dilakukan autopsi (pemeriksaan dalam) atau tidak. "Penyidik yang akan koordinasi dengan keluarga korban. Itu yang kami tunggu," kata dia. Menurut dia, untuk proses identifikasi atau pemeriksaan luar tidak membutuhkan waktu yang lama karena kondisi jenazah tidak mengalami kerusakan yang parah. 7 ant
Komentar