Alumni Lintas Angkatan Motivasi Siswa SMAN 1 Tabanan
Lima orang alumni SMAN 1 Tabanan (Smasta) berikan motivasi dalam acara talks show serangkaian HUT Smasta di aula sekolah setempat, Jumat (4/8).
TABANAN, NusaBali
Talks show melibatkan sekitar 500an orang siswa mengambil tema ‘Who I Am Gonna Be. Kelima alumni yang berikan motivasi kepada siswa Smasta yakni Nyoman Nuarta, Prof dr Sri Maliawan, Ketut Arya Budi Giri, Ketut Rusnaya, dan I Wayan Susena dengan moderator Enny Harini.
Nuarta jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dikenal sebagai pematung memaparkan visi/misi dan sejumlah hasil karyanya di bidang design dan seni rupa. Dalam sesi tanya jawab Nuarta menyampaikan bahwa jumlah siswa jurusan seni rupa khususnya patung semakin sedikit, kini lulusan SMA banyak yang memilih jurusan IT. “Selama ini banyak yang berpikir menjadi seniman itu akan miskin, jangan takut menjadi seniman patung, pematung yang bagus dan profesional bisa juga menjadi orang kaya,” terang Nuarta. Bagi Nuarta, sebagai pematung merupakan pelepasan sang jiwa, pelepasan hati nurani tanpa sekat, dan pengekakang sehingga bisa melahirkan mahakarya.
Sementara Prof dr Sri Maliawan banyak mengulas perkembangan dan pengalaman dirinya dari sisi ilmu kedokteran. Otak manusia itu punya kapasitas dan selalu berkembang, jangan heran kalau saat masih di bangku SMA seseorang kemampuannya biasa-biasa saja tetapai setelah lulus berubah menjadi orang yang memiliki kemampuan dan keberanian yang hebat. Berikutnya, Ketut Arya Budi Giri yang populer dipanggil ABG ini berbagai pengalaman tentang cita-citanya saat muda dulu. “Semua pekerjaan jika ditekuni pasti sukses, saya tamat kuliah ingin langsung mandiri, saya bercita-cita jadi bos,” ungkap ABG yang dikenal sebagai pengusaha dan aktif sebagai pekerja sosial di Rotary Club sejak tahun 1989.
Tidak kalah menarik pengalaman Ketut Rusnaya dan I Wayan Susena tentang kiat-kiat memilih jurusan atau universitas setelah tamat SMA. Rusnaya yang berasal dari Kalanganyar Desa Sudimara ini pernah merasa patah semangat karena tidak diterima kuliah di universitas idolanya ITB, akhirnya dia melamar di Institut Teknologi Surabaya (ITS) memilih jurusan teknik kimia. Belakangan dia baru sadar kalau pilihannya benar sesuai bakat dan hobinya sehingga sejak lulus dia langsung diterima bekerja di Kalimantan Timur dan kini menduduki karier puncak sebagai Direktur Produksi di Petro Kimia Geresik Jawa Timur.
Sedangkan Direktur Base Operation Garuda Indonesia I Wayan Susena menekankan kalau bekerja jangan selalu transaksional. Sekecil apapun yang dilakukan saat ini akan bermanfaat di masa depan. “Kita harus disiplin dalam meriah cita-cita,” tegas Susena yang mengaku kuliah dari uang jerih payah bapaknya sebagai supir bus Jawa-Bali. Talk show ini berhasil memberikan semangat dan motivasi kepada kalangan siswa, terbukti beberapa pengalaman dan pernyataan yang disampaikan oleh semua pembicara langsung mendapat sambutan tepuk tangan yang meriah. *k21
Komentar