Pj Gubernur Mahendra Jaya Paparkan Potensi Laut Bali
MANGUPURA, NusaBali - Serangkaian kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10, Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menjadi salah satu pembicara utama pada pertemuan yang digelar di kawasan The Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu (19/5). Dalam kegiatan digelar Kementerian PPN/Bappenas itu, Mahendra Jaya memaparkan potensi laut Bali.
Forum dengan tema ‘Blue Economy Innovation: for Shared Prosperity’ membahas strategi inovatif dan inklusif untuk mendorong kemakmuran masyarakat pesisir dan keberlanjutan dalam menghadapi tantangan lingkungan yang berkembang.
Dalam paparannya Mahendra Jaya mengatakan Pemerintah Provinsi Bali mengelola sumber daya kelautan secara berkelanjutan dan konservasi dalam rangka pertumbuhan ekonomi dengan prinsip mengutamakan partisipasi masyarakat efisiensi sumber daya, menciptakan nilai tambah ganda multiple revenue melibatkan tenaga kerja yang lebih banyak, dan dengan menghasilkan limbah minimal dan zero waste.
“Tujuan implementasi blue economy ini adalah menjamin kelestarian keanekaragaman hayati laut dan ekosistem laut serta lingkungan pesisir dan laut secara berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi di industri kelautan dan perikanan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat pesisir,” ujarnya.
Dia menambahkan, potensi ekonomi kelautan Bali cukup melimpah yang meliputi perikanan yang terdiri dari perikanan tangkap, akuakultur dan industri pengolahan, industri bioteknologi kelautan, wisata bahari, angkutan antarpulau dan antarprovinsi, serta sumber daya non konvensional seperti potensi ocean thermal energy conservation yang sangat tinggi di laut Bali utara, industri air laut dalam dan industri garam yang juga sangat potensial.
Dalam konteks pembangunan pariwisata Bali, laut adalah potensi pengembangan wisata bahari di sepanjang garis pantai Bali. Wsata bahari memungkinkan potensi wilayah laut masing-masing daerah dapat dikembangkan, tidak harus sama satu dengan yang lain.
Hal ini memungkinkan terjadinya diversifikasi objek wisata, sehingga masing-masing daerah di Bali memiliki kekhasan yang menjadi daya tarik pariwisata. Dengan pariwisata bahari, pariwisata akan berkembang dengan ekosistem laut yang tetap lestari tetapi dapat memberikan kesejahteraan masyarakat.
“Semua potensi tersebut dikembangkan dengan menerapkan praktik nilai-nilai kearifan lokal Bali dengan menghindari praktik eksploitasi secara berlebihan. Dengan pengembangan blue economy berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal alam dan budaya Bali akan tetap lestari, sementara masyarakat Bali akan hidup lebih sejahtera,” kata Mahendra Jaya.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan blue economy berfungsi sebagai respons terhadap tiga krisis yakni perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah. “Kedua, ekonomi biru menjadi penting karena modalitasnya mengingat sekitar 70 persen planet kita ditutupi oleh air,” ujarnya.
Selain pembicara utama, acara diskusi panel menghadirkan narasumber internasional seperti Head of 4P Secretariat OECD Piera Tortora, Expert in Regenerative Blue Economy Raphaella Le Gouvello, Counsellor CSIRO Amelia Fyfield dan Co-Founder Uluu Julia Reisse. 7 a
1
Komentar