Hilang 2 Hari, Pekak Ditemukan Tewas di Sungai
SINGARAJA, NusaBali - Sempat menghilang selama dua hari, seorang pekak (kakek) bernama Nyoman Santra, 79, ditemukan tewas di Sungai Tangis, Desa Petandakan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng pada Minggu (19/5).
Pria lanjut usia asal desa setempat tersebut tewas diduga jatuh saat memanjat pohon pepaya.
Hilangnya korban Nyoman Santra yang berasal dari Banjar Dinas Kawan,Desa Petandakan ini diketahui sejak Jumat (17/5) sore. Pihak keluarga bersama warga setempat juga sempat melakukan pencarian selama dua hari berturut-turut di sekitar lokasi kejadian. Namun hasilnya nihil.
Anak Ketiga Nyoman Santra, Komang Mangku Yasa menuturkan, pihak keluarga sudah berusaha melakukan pencarian sejak korban menghilang. Bahkan keluarga juga memohon petunjuk ke paranormal atau balian terkait keberadaan korban. Selain itu, pencarian korban juga dilakukan dengan menggunakan baleganjur.
Menurut Mangku, ayahnya terakhir terlihat di rumah pada Kamis (16/5) petang. “Kami sempat memakai paranormal atau balian. Dari situ kami memperoleh petunjuk, jika hari ini lewat pukul 12.00 Wita, korban akan diketemukan. Kami bersama warga desa juga sempat mencari dengan menggunakan baleganjur. Sesuai kepercayaan kami,” kata dia, kemarin ditemui di lokasi pencarian .
Tepat pukul 12.15 Wita, keberadaan Santra akhirnya ditemukan. Sayangnya, ia ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di sungai. Pihak keluarga menduga, korban Santra tewas usai memanjang pohon pepaya. Pasalnya, di sekitar lokasi tewasnya korban, ditemukan patahan pohon pepaya.
“Kami menduga, bapak jatuh saat hendak memanjat pohon, batang pohon sudah lapuk, sehingga begitu jatuh langsung ke jurang,” imbuh Mangku Yasa.
Tim Pos Sar Buleleng yang menerima informasi penemuan jasad korban itu pun tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 15.15 WITA. Personel Pos Pencarian dan Pertolongan Buleleng diterjunkan ke lokasi untuk mengevakuasi mayat korban. Kondisi medan yang cukup terjal ditambah jurang yang curam cukup menyulitkan Tim SAR melakukan evakuasi.
Jenazah korban baru bisa diangkat sekitar pukul 16.14 Wita. Pihak keluarga pun langung membawa jenasah korban ke setra Desa Adat Petandakan untuk diupacarai. “Ini kami langsung upacara saja, kita langsung bawa ke setra untuk mekingsan di gni. Nanti upcara selanjutkan akan dicarikan dewasa ayu,” imbuhnya.
Dalam pencarian dan evakuasi kemarin, Basarnas Bali mengerahkan sebanyak 8 orang personel. “Kami bagi 2 tim untuk pencarian, evakuasi korban. Proses evakuasi dilakukan dengan sistem lowering dan lifting. Selesai kami evakuasi pelaksanaan kurang lebih 16.20 Wita,” terang koordinator lapangan Pos SAR Buleleng, Kadek Dony Indrawan. 7 mzk
Komentar